Keluar dari Tempat Persembunyian, Assange Akan Serahkan Diri ke Polisi

Ruben Setiawan Suara.Com
Senin, 18 Agustus 2014 | 16:06 WIB
Keluar dari Tempat Persembunyian, Assange Akan Serahkan Diri ke Polisi
Kedutaan Besar Ekuador di London, Inggris, dijaga ketat jelang keluarnya pendiri WikiLeaks, Julian Assange. (Reuters/Toby Melville)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Julian Assange, si pendiri situs pembongkar rahasia pemerintahan, WikiLeaks, berencana meninggalkan Kedutaan Besar Ekuador di London, Inggris, hari ini, Senin (18/8/2014) waktu setempat. Menurut lansiran Sky News, setelah dua tahun berlindung di gedung tersebut, Assange berencana menyerahkan dirinya kepada pihak berwajib.

Sejak mendapat suaka politik dari pemerintah Ekuador pada tahun 2012 silam, Assange tinggal di gedung kedutaan. Namun, sebelum keluar dari gerbang kedutaan, sang pendiri WikiLeaks akan mengadakan konferensi pers bersama awak media yang telah menunggu sedari pagi.

Menurut laporan yang beredar, Assange terpaksa keluar dari gedung tersebut karena membutuhkan perawatan rumah sakit atas masalah jantung dan paru-paru yang ia alami.

"Dia mengaku mengalami masalah jantung dan keluhan paru-paru yang kronis, penglihatan yang kabur, tekanan darah tinggi, yang kesemuanya sebagai akibat dari... dua tahun tinggal di kedutaan besar Ekuador," kata Martin Brunt seorang koresponden Sky News.

Namun, begitu ia meninggalkan kedutaan, Assange akan ditangkap oleh pihak berwajib yang selalu berjaga sepanjang 24 jam sejak Assange masuk dua tahun silam.

Lelaki berusia 43 tahun tersebut menjadi kejaran aparat penegak hukum Amerika Serikat sejak WikiLeaks, situs yang dikelolanya, membocorkan dokumen-dokumen militer dan diplomatik rahasia pada tahun 2010 silam. Lelaki itu juga terancam jeratan pasal pelecehan seksual terhadap dua orang perempuan di Swedia.

Situs WikiLeaks-nya juga baru-baru ini membuat panas telinga Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono. Situs tersebut mengungkap dokumen rahasia pengadilan Australia terkait perintah untuk menjaga kerahasiaan persidangan sebuah kasus korupsi yang melibatkan sejumlah pemimpin negara di Asia. Nama Presiden SBY dan mantan Presiden Megawati Soekarnoputri turut disebutkan dalam dokumen tersebut.  (Sky News/Reuters)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI