Suara.com - Mabes Polri mengirimkan tim ke Polda Nusa Tenggara Barat (NTB) untuk menyelidiki kasus penembakan Kapolsek Bima AKP Abdul Salam yang terjadi di Kecamatan Ambalawi, Kabupaten Bima, sehari sebelum peringatan hari kemerdekaan pada Sabtu (16/8/2014) pukul 06.00 WITA.
Juru Bicara Mabes Polri Ronny F. Sompi kepada suara.com pagi ini, Senin (18/8/2014), menuturkan tim yang dikirimkan adalah tim asistensi, termasuk untuk mengungkapkan dua kasus penembakan terhadap dua anggota polisi lainnya.
“Dari Mabes Polri memberikan asistensi kepada Polda. Kabar Intelkam Polri secara intelijen memberikan asistensi kepada Dirut Intelkam Polda membantu pengungkapan kasus ini,” ungkap Ronny melalui sambungan telepon.
Dia juga menerangkan, kalau petugas masih belum memastikan apakah ada kelompok khusus di Bima yang menyasar anggota Polri sebagai target penembakan.
Ronny sekaligus belum memastikan apakah satuan Densus 88 Anti Teror juga dikerahkan, mengingat Bima menjadi salah satu tempat asal sejumlah tersangka kelompok teror.
“Kalau kegiatan Densus sudah berkaitan dengan upaya yang sudah jelas. Targetnya sudah jelas. Karena Densus itu untuk teror. Apakah penembakan ini akibat dari teror? kita kan belum tahu,” ujar Ronny lagi.
Polri, menurut Ronny, masih membuka kemungkinan penembakan itu karena sebab lainnya, seperti urusan atau konflik pribadi.
Namun demikian hal itu masih menjadi tanya, karena pihak keluarga korban tidak mau jenazah almarhum di otopsi serta kecurigaan tindak kriminal lain.
“Karena lokasi dair jalan rumah ke kantor itu sepi dan jarang ada rumah. Itu juga secara geogrrafi memudahkan pelaku kejahatan untuk melakukan penembakan,” tambahnya.
Ronny menjelaskan, saat korban ditemui masih menggunakan helm dan tak jauh dari sepeda motornya. Korban ditemukan oleh dua warga, salah seorang diantaranya karyawan Puskesmas setempat.