ISIS Bantai 80 Warga Yazidi, Culik Kaum Perempuan

Liberty Jemadu Suara.Com
Sabtu, 16 Agustus 2014 | 05:03 WIB
ISIS Bantai 80 Warga Yazidi, Culik Kaum Perempuan
Seorang prajurit ISIS berjaga di kota Raqqa pada 14 Agustus (Reuters).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kelompok bersenjata Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) membantai sekitar 80 warga komunitas Yazidi di sebuah desa di sebelah utara Irak, demikian dikatakan anggota parlemen dan dua pejabat Kurdi pada Jumat (15/8/2014).

"Mereka tiba menggunakan beberapa mobil dan mulai membantai pada sore hari," kata Hoshiyar Zebari, seorang pejabat senior Kurdi.

Menurut dia pembantaian itu dilakukan karena warga Yazidi, komunitas pemeluk keyakinan purba di Irak itu, tidak mau berpindah memeluk Islam.

Seorang pejabat senior Kurdi lainnya dan seorang anggota parlemen Irak dari komunitas Yazidi juga mengakui adanya pembantaian keji itu. Mereka juga menambahkan bahwa para perempuan di desa itu diculik.

Mahama Khalil, anggota parlemen Irak dari kelompok Yazidi, mengatakan berdasarkan penuturan warga yang selamat, pembantaian itu berlangsung hanya satu jam.

Sementara seorang warga dari desa yang berdampingan dengan lokasi pembantaian menuturkan bahwa seorang prajurit ISIS bercerita kepadanya tentang pembunuhan tersebut.

"Prajurit itu mengatakan bahwa ISIS menghabiskan lima hari untuk membujuk warga desa agar mau memeluk Islam...Ia kemudian mengatakan bahwa kaum lelaki dikumpulkan dan ditembak hingga tewas. Para perempuan dan gadis kemungkinan dibawa ke Tal Afar, karena di sanalah berkumpul para prajurit ISIS dari luar negeri," tutur warga tersebut.

ISIS setidaknya sudah membantai 500 warga minoritas Yazidi yang selama berabad-abad berdiam di Irak bagian utara, demikian kata Mohammed Shia al Sudani, Menteri Hak Asasi Manusia Irak.

Al Sudani juga mengatakan bahwa ISIS mengubur hidup-hidup beberapa korban mereka, termasuk di dalamnya perempuan dan anak-anak. Sekitar 300 perempuan juga diculik untuk dijadikan budak. (Reuters)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI