Suara.com - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan, Indonesia telah memperluas ruang diplomasi dengan siapapun sepanjang mendukung kepentingan nasional.
“Di abad ke-21, Indonesia terus membuka dan memperluas ruang gerak diplomasi dengan siapapun sepanjang mendukung kepentingan nasional kita - apa yang dinamakan politik luar negeri ke segala arah (all directions foreign policy) dan sejuta kawan, tanpa satupun lawan (a million friends and zero enemy),” ujar Presiden pada pidato kenegaraan pada sidang bersama DPR-DPD di Senayan Jakarta, Jumat (14/8/2014).
Presiden menjelaskan, Indonesia juga telah menjalin kemitraan strategis dengan negara-negara besar.
Dalam kaitan ini, Indonesia telah membangun kemitraan strategis dengan seluruh negara-negara besar dan sebagian besar emerging powers dunia. Kita juga terus mengupayakan keseimbangan yang dinamis - dynamic equilibrium -- di kawasan, sehingga pergeseran geopolitik yang kini sedang terjadi tidak mengakibatkan ketegangan atau konflik baru,” tegasnya.
Presiden SBY juga menjelaskan, situasi internasional saat ini semakin sarat dengan tantangan. Hubungan antara negara-negara besar, lanjut presiden, mengarah pada ketegangan baru.
“Konflik Ukraina berpotensi mengakibatkan ketegangan strategis yang berkelanjutan di Eropa, dan bahkan telah ikut merenggut ratusan korban tidak berdosa, termasuk 14 korban warga negara Indonesia dalam insiden jatuhnya pesawat MH-17,” jelas presiden.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono Jumat (15/8/2014) pagi menyampaikan pidato kenegaraan dalam rangka peringatan hari ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia ke-69 pada sidang bersama DPR RI dan DPD RI di Gedung DPR/MPR/DPD RI Jakarta.