Masa Jabatan Belum Kelar, SBY Sudah Pamitan

Laban Laisila Suara.Com
Jum'at, 15 Agustus 2014 | 12:25 WIB
Masa Jabatan Belum Kelar, SBY Sudah Pamitan
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan seluruh Jajaran Menteri Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II serta Anggota DPR RI menghadiri Sidang Bersama DPR dan DPD RI di Gedung Paripurna komplek DPR-MPR RI Jakarta, Jum'at (15/8). [suara.com/Kurniawan Mas'ud]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Meski jabatan sebagai presiden masih disandangnya hingga saat presiden terpilih dilantik pada 20 Oktober mendatang, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sudah lebih dulu berpamitan kepada rakyat Indonesia.

Hal itu disampaikan SBY saat menyampaikan pidato kenegaraan dalam sidang bersama DPR RI/DPD RI memperingati Hari Ulang Tahun Ke-69 Proklamasi Kemerdekaan RI di Gedung DPR/MPR/DPD RI Jakarta, Jakarta, Jumat (15/8/2014).

"Tentunya dalam 10 tahun, saya banyak membuat kesalahan dan kekhilafan, dalam melaksanakan tugas. Dari lubuk hati yang terdalam, saya meminta maaf atas segala kekurangan dan kekhilafan itu. Meskipun saya ingin selalu berbuat yang terbaik, tetaplah saya manusia biasa," kata SBY.

Dia juga meminta agar seluruh rakyat Indonesia bisa menerima presiden terpilih yang mulai bertugas setelah dilantik.

"Tahun depan, Presiden kita yang baru akan memberikan pidato kenegaraannya di mimbar ini. Saya mengajak segenap bangsa Indonesia, marilah kita bersama-sama mendengarkannya dan mendukung beliau untuk kebaikan dan kemajuan negeri ini," katanya.

Yudhoyono mengharapkan semua pemimpin bangsa bisa menciptakan tradisi politik yang positif sehingga bisa mendorong Indonesia yang lebih maju.

Dalam kesempatan itu, Presiden Yudhoyono juga pamit kepada seluruh rakyat Indonesia sebelum mengakhiri masa jabatannya, Oktober mendatang.

"Merupakan kehormatan besar bagi saya untuk menjadi Presiden Indonesia. Saya adalah anak orang biasa dan anak biasa dari Pacitan, yang kemudian menjadi tentara, menteri, dan kemudian dipilih sejarah untuk memimpin bangsa Indonesia. Menjadi Presiden dalam landskap politik dimana semua pemimpin mempunyai mandat sendiri, dalam demokrasi 240 juta, adalah suatu proses belajar yang tidak akan pernah ada habisnya," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI