Suara.com - Kapolres Nabire Papua AKBP Tagor Hutapea membenarkan adanya intervensi dari Bupati Dogiyai Thomas Tigi sesaat sebelum rekapitulasi suara Pilpres 2014 dilakukan di Kabupaten Dogiyai, Papua. Dia juga sudah mendokumentasikan peristiwa tersebut sebagai bukti.
"Sebenarnya, suara Prabowo itu ada, lalu ditarik kembali semua suara itu. Yang menyampaikan itu banyak orang ngomong, dari PPD sampai warga masyarakat. Kami juga sudah filmkan," kata Tagor lewat teleconference kepada Majelis Hakim MK, Kamis (14/8/2014).
Tagor mengatakan, warga dan penyelenggara pemilu setempat marah karena intervensi ini. Mereka pun memutuskan untuk menggelar rapat pleno di luar gedung, tempat rekapitulasi dilakukan.
"Dipimpin oleh Ketua KPUD, ada Panwas, DPR, disaksikan saya dan Komandan Kodim, serta TNI-Polri yang ada di Dogiyai," kata Tagor.
Intervensi ini terungkap setelah Ketua KPUD Dogiyai, Papua, Didimus Dogomo bersaksi dalam sidang Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) Pilpres 2014, kemarin, Rabu (13/8/2014).
Menurut kesaksian Didimus, intervensi ini dilakukan dengan cara menahan dana distribusi logistik pemilu bila Prabowo-Hatta tidak menang di tempat itu.
"Kalau (suara) dikasih ke Prabowo ada uang, kalau tidak dikasih ke Prabowo tidak ada uang," ungkap Didimus dalam kesaksiannya pada sidang lanjutan Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) di Kantor MK, Jakarta, Rabu 13 Agustus.
Hakim Konstitusi Anwar Usman pun mempertanyakan uang yang dimaksud.
"Kami tidak tahu. Tapi pada saat itu, seorang sekretaris KPU tidak bisa menyelesaikan dana operasional dengan pengangkutan logistik," jawab Didimus
Anwar menegaskan sekali lagi, darimana asal uang ini.
"Dana hibah yang mereka tuntutkan karena dana APBN tidak ada," ujarnya.