AS tak terima begitu saja. Lewat Badan Intelijennya CIA, AS melatih 1400 warga Kuba untuk menggulingkan Castro pada tahun 1961. Insiden itu dinamakan Invasi Teluk Babi. Upaya itu gagal, ratusan penyerang tewas, sementara seribu lainnya ditangkap. Hingga beberapa dekade berikutnya, AS terus berupaya menumbangkan Castro, namun belum berhasil. Pada 7 Februari 1962, AS mengembargo Kuba. Sanksi ekonomi itu masih belum dicabut hingga saat ini.
Kuba dan Uni Soviet kian mesra. Soviet bahkan berencana menempatkan rudal nuklirnya di Kuba. Ini membuat AS kalang kabut. Lewat perundingan rahasia yang tak melibatkan Castro, akhirnya Soviet membatalkan rencananya. AS juga berjanji untuk tidak menyerang Kuba.
Namun, tak berarti Castro bebas dari ancaman AS. Menurut catatan intelijen Kuba, sudah ada 638 percobaan pembunuhan Castro yang dilakukan CIA. Beberapa di antaranya adalah dengan memasang peledak pada cerutu Castro, pakaian selam yang dilumuri jamur, hingga penembakan ala mafia. Semuanya gagal. Castro bahkan pernah melontarkan gurauan, jika percobaan pembunuhan adalah salah satu cabang olahraga Olimpiade, tentu dia kan dapat medali emas.
Di bawah pemerintahan Castro, sektor pendidikan Kuba benar-benar digenjot. Ada 10.000 sekolah baru yang dibangun. Angka melek huruf pun meningkat hingga 98 persen. Kendati demikian, banyak pula minusnya. Tak ada kebebasan berpendapat. Buruh dikekang, pers dibungkam, dan institusi religius dilecehkan. Ratusan ribu warga Kuba mengungsi ke Amerika Serikat menghindar dari pemerintahan Castro.
Menyusul kesehatannya yang memburuk, kekuasaan Kuba diserahkan pada Raul, adiknya pada tahun 2008. Sejak dirinya menjalani operasi untuk mengatasi pendarahan ususnya, publik Kuba tak pernah lagi melihat dirinya secara langsung kecuali lewat foto, maupun rekaman video.
Jangan lewatkan juga kisah mereka:
Nelson Mandela, "Bapak Bangsa" Pecinta Batik Indonesia
Ayatollah Khamenei, Sebut Israel Sebagai "Kanker"
Benito Mussolini, Luar Biasa Benci Pada Yahudi
Barack Obama, Presiden yang Suka "Selfie"