Suara.com - Komite Intelijen Daerah (Kominda) Provinsi Bengkulu mengatakan sasaran rekrutmen organisasi radikal ISIS adalah generasi muda dan pengangguran.
"Dari informasi yang berkembang, (mereka) diduga tidak hanya dijanjikan akan dikaruniai bidadari di surga kalau ikut organisasi itu, tetapi juga dijanjikan dana besar, seperti diberi uang sebesar 1.500 dolar AS," kata Ketua Kominda Provinsi Bengkulu, Joko S, di Bengkulu, Rabu (13/8/2014).
Oleh sebab itu, cara-cara "Islamic State of Iraq and Syria" atau ISIS merekrut anggota bisa saja terlihat menggiurkan jika diketahui oleh generasi muda serta pengangguran yang frustasi karena tidak mendapatkan pekerjaan.
"Semua pihak hendaknya bisa menekan peluang mereka merekrut anggota di Bengkulu, baik dengan memberikan pemahaman tentang Islam yang sebenarnya, maupun dengan menekan angka pengangguran di daerah ini," kata dia.
Untuk saat ini, menurut Joko, pihaknya yakin masyarakat di provinsi itu belum terpengaruh ajakan organisasi yang dicap sebagai organisasi radikal itu.
"Sampai saat ini Kominda, yang memiliki bisnis intelijen, belum ada masyarakat yang terpengaruh, namun perlu kita waspadai sasaran ISIS, mereka biasanya melakukan deklarasi dan baiat terhadap anggota baru, mari sama-sama memantau dan jika ada terindikasi, segera informasikan ke pihak berwenang," ucapnya.
Sementara itu, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Bengkulu berencana menyeragamkan muatan khutbah Shalat Jumat untuk mencegah terbentuknya jaringan gerakan radikal Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di daerah itu.
"Kami mulai merancang muatan Khutbah Jumat, dan akan menyebarkannya ke seluruh Provinsi Bengkulu," kata Kepala Kanwil Kemenag Provinsi Bengkulu, Suardi Abbas.
Muatan naskah khutbah yang direncanakan pihaknya bertujuan meluruskan dan memberikan pemahaman ke masyarakat tentang ajaran Islam.
"Islam itu adalah 'rahmatan lil alamin' (rahmat bagi seluruh alam) bukan radikalisme, kekerasan atau berbentuk terorisme," kata dia.