Suara.com - Seorang pendeta dari Spanyol yang terjangkit virus Ebola di Afrika Barat meninggal di sebuah rumah sakit di Madrid. Miguel Pajares (75 tahun), nama pendeta tersebut, menjadi warga Eropa pertama yang meninggal karena virus Ebola.
Pajares juga menjadi penderita Ebola pertama yang meninggal di benua Eropa. Pendeta itu diterbangkan dari Liberia pada 7 Agustus lalu setelah memperlihatkan tanda-tanda terjangkit Ebola.
Wabah itu sudah menewaskan lebih dari 1.000 orang di benua Afrika, terutama di tiga negara yaitu Sierra Leone, Guinea dan Liberia. Pekan lalu, Badan Kesehatan Dunia (WHO) juga sudah menetapkan Ebola sebagai darurat kesehatan internasional.
Pajares bekerja di organisasi non pemerintah di Liberia. Dia diterbangkan ke Spanyol bersama suster yang bekerja dengannya yaitu Juliana Bohi. Suster tersebut sudah menjalani tes Ebola dan hasilnya negatif.
Kematian Pajeres menimbulkan kekhawatiran tentang etika dan juga pertanyaan medis seputar penggunaan vaksin kepada pasien dengan Ebola. Sebagian besar pasien yang menderita Ebola meninggal, Maret lalu. Hingga kini, belum ada lisensi untuk bisa menggunakan vaksin ebola.
Kementerian Spanyol mengklaim telah mempunyai obat eksperimen untuk menyembuhkan penyakit Ebola yaitu ZMapp. Namun, petugas medis di rumah sakit menolak untuk mengkonfirmasi apakah obat tersebut sudah digunakan kepada pendeta itu.
Pendeta Pajeres berada di Liberia untuk membantu pengobatan pasien yang terjangkit Ebola. Hingga kini, belum ada obat yang bisa menyembuhkan virus Ebola. (NYTimes)