Adapun penunjukkan Abadi didukung oleh Amerika Serikat, pihak yang juga mendudukan Maliki di kursi perdana menteri setelah menginvasi Irak pada 2003. Washington memperingatkan Maliki untuk tidak memperkeruh situasi politik Irak yang sedang dalam konflik bersenjata dengan ISIS.
"Tidak boleh ada penggunaan kekuatan, pengerahan pasukan atau milisi pada momentum demokrasi di Irak ini," kata Menteri Luar Negeri AS, John Kerry.
"Proses pembentukan pemerintahan sangat penting dalam menjaga stabilitas serta ketenangan di Irak dan kami berharap Maliki tidak memperkeruh keadaan," imbuh Kerry.
Gedung Putih bahkan mengatakan Wakil Presiden Joe Biden sudah menelpon Abadi, dan mengucapkan selamat atas penunjukkannya.
"Perdana menteri menunjukkan keinginannya untuk membentuk pemerintahan yang terbuka, yang bisa melawan ancaman ISIS," bunyi pernyataan Gedung Putih.
Maliki, yang didukung mayoritas Islam Syiah, disalahkan oleh dua sekutu utamanya, AS dan Iran, karena dituding sebagai penyebab pemberontakan minoritas Islam Suni di Irak. Para pemimpin Suni Irak dan suku Kurdi mendesak Maliki untuk lengser, sementara banyak warga Syiah yang sudah berpaling dari Maliki.
Krisis politik baru di Irak itu pecah bebeapa hari setelah AS melancarakan serangan militer pertama terhadap ISIS. Pasukan AS ditarik dari AS pada 2011. (Reuters)