Suara.com - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta kepada Joko Widodo bila menjadi Presiden nanti untuk memastikan kedaulatan Indonesia tidak diganggu oleh pihak manapun.
Hal itu dikatakan Presiden dalam peringatan Hari Veteran Nasional 2014 di Balai Sarbini, Jakarta, Senin (11/8/2014).
"Hadir hari ini Bapak Jokowi, kita menunggu keputusan Mahkamah Konstitusi, tetapi jika Bapak ditakdirkan jadi pemimpin Indonesia, harapan veteran dan rakyat Indonesia kita ingin kedaulatan dijaga tidak boleh siapapun menganggu kedaulatan kita," kata Presiden.
Presiden menambahkan, Indonesia harus maju dan berkembang menjadi negara yang kuat dan tetap memiliki kedaulatan atas wilayahnya.
"Tahun 2045 mendatang, 100 tahun kemerdekaan RI, kita ingin Indonesia yang menjadi negara yang kuat dan maju, politik kuat, ekonomi kuat, pertahanan kuat, bagaimanapun kekuatan pertahanan harus kita jaga, keutuhan NKRI adalah harga mati," kata Presiden, menegaskan.
Selain itu, Kepala Negara juga mengingatkan setiap keputusan politik yang menyatakan perang maka para pemimpin politik harus menghitung secara cermat konsekuensi dari keputusan itu.
"Perang adalah jalan terakhir. Kalau memang cara politik dan diplomasi tidak bisa selesaikan masalah, bagi Indonesia maka perang harus dilaksanakan. Jika kedaulatan NKRI kapanpun oleh pemimpin dan rakyat Indonesia (dimanapun-red) adalah harga mati," tegasnya.
Dalam peringatan Hari Veteran Nasional tersebut hadir Ketua LVRI Letnan Jenderal (Purn) Rais Abin, Ibu Negara Ani Yudhoyono, para menteri Kabinet Indonesia Bersatu II, Panglima TNI, Kapolri dan para pejabat lainnya, termasuk Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo serta anggota LVRI. (Antara)