Suara.com - Mantan Menteri Perindustrian, Fahmi Idris menilai pembentukan tim transisi sebagai sebuah cerminan keinginan Jokowi-JK untuk bekerja lebih matang, bukan karena tidak sabar ingin mendapatkan kekuasaan. Pernyataan Fahmi menanggapi adanya penilaian bahwa pembentukan tim transisi tidak etis.
"Tim ini menunjukkan bahwa mereka ingin bekerja dengan serius dan tentunya dengan persiapan yang matang, bukan ingin cepat berkuasa," ujar Fahmi dalam diskusi bertajuk 'Tradisi Baru Kantor Transisi" di kawasan Blok M, Jakarta Selatan, Sabtu (9/8/2014).
Menurut Fahmi, seseorang yang ingin bekerja dan mendapatkan hasil baik harus didukung dengan persiapan matang. Jika Jokowi-JK tidak ingin bekerja keras demi terciptanya kesejahteraan masyarakat, lanjut Fahmi, tidak perlu ada persiapan matang dan tim transisi.
"Mau hasil yang baik maka butuh persiapan yang matang, tim transisi tidak ada kalau Jokowi-JK tidak mau bekerja buat negeri ini," tambahnya.
Hal senada disampaikan Deputi Tim Transisi Jokowi-JK Andi Widjajanto. Dikatakan Andi, tujuan utama pembentukan tim transisi agar setelah pelantikan nanti, semua pihak tidak perlu meraba-raba lagi apa yang harus dilakukan.
"Tujuan utama tim ini hanyalah agar setelah tanggal 20 Oktober nanti, semuanya langsung mengeksekusi program yang sudah menjadi visi Jokowi-JK," jelas Andi.