Suara.com - Rekaman suara kokpit (cockpit voice recorder) pesawat Air Algerie yang jatuh di Mali, Afrika, pada 24 Juli lalu, tidak bisa dipahami. Hal itu diungkap oleh tim penyelidik tragedi yang menewaskan 116 penumpang tersebut, pada hari Kamis (7/8/2014).
"Ada suara di dalam pita perekamnya, tapi itu tidak bisa dipahami," kata direktur penyidik kecelakaan udara BEA Prancis, Remi Jouty.
Perekam suara kokpit adalah satu dari dua black box pesawat yang diambil dari antara puing-puing pesawat dan dibawa ke Paris, Prancis, untuk keperluan penyidikan. Alat pada pesawat berusia 18 tahun itu menggunakan pita audio magnetik, yang sudah tidak lagi digunakan di pesawat-pesawat baru.
"Perangkat tersebut tampaknya memang melakukan perekaman, namun kami belum mengetahui mengapa itu tidak bekerja, kecuali itu terjadi akibat jatuhnya pesawat," lanjut Jouty.
Hingga saat ini, pesawat bernomor penerbangan AH5017 itu diduga jatuh akibat cuaca buruk. Namun, tim penyidik tidak menutup kemungkinan penyebab lainnya.
"Kami mencoba tidak terburu-buru membuat teori lain," kata Jouty.
Di malam insiden, pilot meminta izin untuk mengubah rute mereka karena ada badai yang menghalangi penerbangan mereka dari Burkina Faso menuju Aljazair. Namun, ketika sedang menjauhi badai, berdasarkan data penerbangan, pesawat kehilangan ketinggian dan kecepatan. Pesawat pun diduga terhempas ke tanah dengan kecepatan tinggi. (Reuters)