Suara.com - Sebuah bus Transjakarta jenis gandeng yang melayani Koridor XI (Kampung Melayu-Pulogebang) mengalami patah baut sekitar pukul 15.00 WIB di Jalan Raya Bekasi Timur, Jatinegara, Jakarta Timur.
Akibat patah baut tersebut, bus jenis gandeng (articulated) itu terlepas pada bagian sambungannya.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menilai patahnya bus jenis gandeng (articulated) Transjakarta disebabkan oleh kondisi jalur yang tidak rata atau bergelombang.
"Kalau kita perhatikan lagi, banyak sekali jalur busway, tepatnya permukaan jalannya itu tidak rata atau bergelombang, sehingga bus tidak bisa berjalan dengan mulus," kata Basuki di Balai Kota, Jakarta Pusat, Kamis.
Oleh sebab itu, pria yang akrab disapa Ahok itu pun mengaku telah meminta Dinas Pekerjaan Umum (PU) DKI Jakarta agar memperhatikan kondisi jalur busway di ibukota.
"Saya sudah sampaikan kepada Dinas PU bahwa permukaan jalan untuk jalur busway itu tidak boleh bergelombang, harus rata. Kalau dilewati bus jenis gandeng, sambungannya pasti bisa patah, karena bus terayun kencang," ujar Ahok.
Dia menuturkan apabila kondisi jalan tidak rata, maka sebagus apapun merek busnya pasti cepat mengalami kerusakan. Kendati demikian, pihaknya tetap akan mempelajari lagi penyebab patahnya bus tersebut.
"Merek yang bagus saja bisa rusak, apalagi yang tidak bagus. Tapi, kita masih terus mencari tahu lagi penyebab bus yang patah itu. Sejauh ini, baru bisa dibilang penyebabnya adalah jalan yang bergelombang," tutur Ahok.
Lebih lanjut, dia mengungkapkan kondisi bus yang patah itu sendiri juga akan dipelajari, mulai dari kondisi secara keseluruhan, garansi serta kontrak servis.
"Kita kan masih belum tahu kelemahan bus itu apa, makanya kita teliti lagi. Kita cek juga garansinya, masih ada atau tidak, serta kontrak servis yang ditawarkan," ungkap Ahok. (Antara)