Jokowi Bantah Pemilihan Staf Rumah Transisi Bermasalah

Laban Laisila Suara.Com
Selasa, 05 Agustus 2014 | 14:30 WIB
Jokowi Bantah Pemilihan Staf Rumah Transisi Bermasalah
Presiden terpilih Joko Widodo di antara tim transisi saat meresmikan Rumah Transisi, Jakata, Senin. [suara.com/Bagus Santosa]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) membantah kabar pemilihan Kepala Staf dan empat orang deputi Rumah Transisi dengan cara asal dan titipan dari partai.

Dia menegaskan, lima orang yang bertugas untuk merancang program kebijakannya saat memimpin republik ini, dipilih berdasarkan rekam jejak staf.

"Saya memilih berdasarkan rekam jejaknya dan pengalaman. Kalau untuk Bu Rini Soemarno (Kepala Staf Rumah Transisi) misalnya pengalaman di swastanya ada, di korporasi ada, di pemerintahan ada," terang Jokowi di Balai Kota, Jakarta, Selasa (5/8/2014).

Rini Mariani Sumarno Soewandi adalah bekas Menteri Perindustrian dan Perdagangan era Megawati Sukarnoputri.

Dia juga pernah menjadi saksi di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebagai saksi, kala menjabat sebagai anggota KSSK (Komite Stabilitas Sistem Keuangan) untuk memberikan keterangan terkait penyelidikan KPK soal SKL (Surat Keterangan Lunas) dalam Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI).

Jokowi pun yakin dan menerangkan pilihannya kepada Rini ini bukan asal-asalan, dia mengaku kenal dan tahu rekam jejak Rini.

"Dikit-dikit diduga, diduga apa gitu lho? Kamu saya duga juga lho nanti," kata Gubernur DKI Jakarta ini.

Dia menegaskan, pemilihan staf dan deputi Rumah Transisi ini merupakan pilihan dirinya dan partai pendukungnya.

Meski melibatkan partai, Jokowi memastikan tim ini akan berkerja independen untuk sejumlah divisi, yaitu energi, pertanian, kelautan, infrastruktur dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Jokowi menambahkan, dirinya juga akan mengajak masyarakat untuk memberikan masukan untuk memberikan masukan.

Dia juga menolak dibilang bila Rumah Transisi tidak melibatkan partai koalisi pendukungnya.

"Ya semua diajak bicara dong. Kita ini inginnya partisipatif. Artinya, tidak hanya partai saja, masyarakat, tapi semua diajak bicara," tegasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI