Suara.com - Sekretaris Jenderal Partai Hanura Jus Usman Sumanegara berharap kepada para hakim di Mahkamah Konstitusi agar tidak terpengaruh tekanan dari pihak manapun selama proses sidang perselisihan hasil Pilpres 2014.
"Jangan sampai terkotori oleh tekanan dari pihak manapun yang justru mengganggu demokrasi," kata Jus Usman kepada suara.com, Selasa (5/8/2014).
Terkait dengan isu pengerahan massa ke MK di sidang perdana besok, Rabu (6/8/2014), menurut Jus Usman hal semacam itu tidak perlu dilakukan.
Menurut dia, hal tersebut malah bisa mengganggu proses yang berlangsung di mahkamah.
Lantas, Jus Usman mengimbau agar masyarakat mengikuti jalannya sidang di rumah masing-masing.
"Kalau turun ke jalan, malah bisa terganggu," katanya.
Hanura merupakan salah satu pendukung Jokowi-JK di Pilpres 2014.
Seperti diketahui, KPU telah menetapkan Jokowi-JK menjadi pasangan presiden dan wakil presiden terpilih pada 22 Juli 2014 malam.
Suara yang diraih Jokowi – JK sebanyak 70.997.833 suara atau 53,15 persen dari suara sah secara nasional. Sedangkan kompetitor mereka, pasangan Prabowo Subianto – Hatta Rajasa hanya meraih 62.576.444 suara atau 46,85 persen dari suara sah nasional.
Namun, kubu Prabowo tidak puas dengan hasil pilpres karena mereka menilai banyak terjadi kecurangan dalam pelaksanaannya, bahkan Prabowo menarik diri dari proses rekapitulasi suara yang sedang dilaksanakan KPU. Selanjutnya, kubu Prabowo mengajukan gugatan hasil pilpres ke Mahkamah Konstitusi dengan harapan hasil pemilu dibatalkan.