Suara.com - Konfrontasi antara kelompok militant dengan tentara telah membuat ribuan warga negara asing meninggalkan Libya. Inggris telah mengerahkan kapal perang untuk mengevakuasi 361 orang termasuk 110 warga negara Inggris. Mereka dipindahkan ke sebuah pulau dekat Malta.
Sementara itu, 2.500 warga negara Mesir juga telah meninggalkan kota Tripoli melalui perbatasan Tunisia. Hal yang sama juga dilakukan pekerja asal Filipina yang sudah kembali ke Manila. Pemerintah Filipina sudah meminta warga negaranya untuk segera meninggalkan Libya ketika konflik semakin memanas.
KBRI Tripoli, Libya telah memberangkatkan melalui jalan darat ke Tunisia, sebanyak 51 WNI, yang terdiri atas 34 wanita dan 17 laki-laki, dimana terdapat seorang bayi dan seorang mahasiswa. Tidak lama kemudian, KBRI Tripoli juga telah mengevakuasi 34 orang WNI (16 mahasiswa, 18 TKI/TKW) ke Tunisia, untuk selanjutnya diterbangkan langsung ke tanah air.
Libya yang merupakan salah satu negara eksportir minyak terbesar di dunia dilanda konflik bersenjata antara kelompok militan dengan tentara yang dipimpin Jenderal Khalifa Haftar.
Parlemen Libya yang baru saja dibentuk sudah melakukan rapat untuk membahas tentang konflik yang terjadi di negara itu. Salah satu anggota parlemen, Abu Bakar Baiera mengusulkan agar dilakukan dialog yang serius dengan semua faksi yang bertikai. Rapat tersebut juga dihadiri oleh perwakilan dari liga Arab serta perwakilan dari Organization of Islamic Cooperation. (LATimes)