Akademisi Yogyakarta Kasih Masukan Soal Kabinet Jokowi

Laban Laisila Suara.Com
Senin, 04 Agustus 2014 | 20:40 WIB
Akademisi Yogyakarta Kasih Masukan Soal Kabinet Jokowi
Joko Widodo dan Jusuf Kalla di atas kapal layar, Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta (suara.com/Bagus Santosa)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kalangan akademisi di Yogyakarta yang tergabung dalam Forum Ilmuwan Jogja menyatakan segera memberi masukan nama serta susunan kabinet untuk pemerintahan periode 2014-2019.

Rencana itu disampaikan Forum Ilmuwan Jogja yang terdiri atas akademisi, pengajar, dekan, maupun rektor dari beberapa perguruan tinggi negeri maupun swasta dalam jumpa pers di Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Senin (4/8/2014).

"Forum ilmuwan dengan menghimpun berbagai masukan dari masyarakat tengah mempersiapkan usulan kabinet. Bulan ini (Agustus) juga sudah siap kami usulkan," kata salah seorang anggota Forum Ilmuwan Jogja Dr Zuli Qodir.

Menurut dia, saat ini Forum Ilmuwan Jogja bersama Forum Ilmuwan lainnya dari seluruh Indonesia telah menghimpun 200 nama yang akan menjadi pembantu dalam pemerintahan Jokowi-JK.

"Nama-nama itu akan kami godog, "track record", keilmuwan, serta potensinya akan kami lihat sungguh-sungguh, kemudian akan kami publish ke masyarakat terlebih dahulu," kata Zuly yang juga peneliti dari Pusat Studi Keamanan dan Perdamaian (PSKP) Universitas Gadjah Mada (UGM) itu.

Menurut dia, meskipun sesuai dengan sistem presidensial presiden memiliki hak penuh untuk membentuk dan memilih anggota kabinetnya, namun pihaknya berharap presiden periode 2014-2019 akan lebih mengedepankan partisipasi publik dalam penyusunan kabinet tersebut.

"Publik dapat memberi masukan, kemudian kami himpun dan kami seleksi. Ini merupakan bagian dari upaya membangun partisipasi publik yang luas sejak perencanaan sampai dengan pelaksanaan," kata dia.

Pengajar di Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Ahmad Ma'ruf mengatakan,  kabinet pemerintahan mendatang harus berupa kabinet ahli dan kabinet kerja yang benar-benar dapat menjawab persoalan yang dihadapi masyarakat.

"Kabinet mendatang tidak butuh orang-orang yang populer, melainkan orang-orang yang betul-betul memiliki keilmuwan, pola kerja, serta integritas yang baik," kata dia. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI