Suara.com - Pemerintah Kota Surabaya menggalakkan operasi yustisi setelah libur Lebaran. Hal ini untuk mengantisipasi kedatangan warga luar ke Kota Pahlawan tanpa tujuan dan keahlian yang jelas.
"Saya instruksikan kepada camat-camat untuk melakukan operasi yustisi mulai Senin sore ini," kata Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini saat mengumpulkan pejabat satuan kerja perangkat daerah (SKPD) di Balai Kota Surabaya, Senin (4/8/201).
Menurut dia, yang paling penting, SKPD yang bersangkutan harus memiliki data warga pendatang.
"Sehingga kalau ada apa-apa, kita bisa segera mendeteksi. Ini penting karena menyangkut kenyamanan dan keamanan kota," katanya.
Selain razia di kawasan bekas lokalisasi, menurut Risma, juga ada beberapa tempat yang menjadi sasaran operasi yustisi, di antaranya kawasan kos-kosan, kawasan tepi sungai dan rumah pompa, dan kawasan tepi rel kereta api.
"Termasuk juga kawasan real estate. Di situ kan banyak tukangnya. Kita harus punya data (KTP-nya) semua tukang. Ini memang cukup berat, tapi tolong dilakukan," katanya.
Tidak ketinggalan, kawasan yang menjadi area pembangunan proyek-proyek Pemkot Surabaya, juga akan ikut dilakukan penyisiran. Wali kota meminta agar didapat foto copy data para pekerjanya.
"Kalau perlu kita bawa kamera untuk menfoto mereka," katanya.
Wali kota perempuan pertama di Surabaya ini juga menekankan agar Kota Surabaya bersih dari anak-anak di bawah umur yang bekerja, semisal sebagai penjual koran di jalanan di area traffic light.
"Para camat, tolong wilayahnya juga dipantau ketika malam hari. Tolong dicek lokasi mana yang masih gelap ataupun rawan kejahatan. Tolong disampaikan. Tadi saya sudah dapat laporan kawasan Mulyosari banyak lampu penerangannya yang terhalangi rimbunnya pepohonan," katanya. (Antara)