Suara.com - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kembali menegaskan gagasannya untuk memulai tradisi baru transisi penyerahan kepemimpinan kepada presiden terpilih hasil pemilu presiden. Ia berjanji akan mengawal proses transisi kepemimpinan tersebut dengan sebaik-baiknya.
"Ide semacam transisi, hand over atau pengalihan kekuasaan dari presiden lama ke presiden baru atau pemerintah lama ke pemerintah baru, itu ide saya beberapa bulan lalu," kata Presiden SBY saat memberikan pengantar pada rapat kabinet terbatas di kantor presiden, Jakarta, Senin (4/8/2014) siang, seperti dilansir dari laman Setkab.go.id.
SBY mengaku masih ingat saat terjadi pergantian kepemimpinan tahun 2004, di mana saat itu tidak terjadi transisi pemerintahan. “Karena itu kita akan ubah tradisi politik baru, dengan demikian akan baik bagi semua," ujar SBY.
Nantinya, setelah Mahkamah Konstitusi (MK) memutuskan gugatan terhadap apa yang diadukan oleh pasangan Prabowo-Hatta, dan sekaligus menetapkan siapa presiden terpilih, SBY berjanji akan mengambil inisatif berkomunikasi dengan presiden terpilih.
“Saya akan berinisiatif untuk komunikasi dengan presiden terpilih. Dengan demikian transisinya akan menjadi bagus," terang SBY.
SBY menambahkan bahwa sesuai udang-undang pemerintahannya masih memiliki tugas dan tanggung jawab untuk mempersiapkan RAPBN tahun 2015. Namun demikian, SBY berjanji akan menjembatani komunikasi pemerintahan yang lama dengan pemerintahan yang baru.
"Saya kira begitu etika dan proses yang baik dalam transisi. Itu penting, agar tidak terjadi isu politik baru. Sehingga itu diperlukan,” tutur SBY.