80 Persen Warga Gaza Tergantung Pada Bantuan Kemanusiaan

Esti Utami Suara.Com
Sabtu, 02 Agustus 2014 | 12:05 WIB
80 Persen Warga Gaza Tergantung Pada Bantuan Kemanusiaan
Seorang lelaki berjalan di atas reruntuhan rumahnya yang hancur digempur Israel di Kota Gaza. (Reuters/Mohammed Salem)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Lembaga bantuan di Jalur Gaza, Jumat (1/8/2014) mengajukan permohonan bantuan senilai 369 juta dolar AS untuk bantuan kemanusiaan di Jalur Gaza.  Kebanyakan warga Gaza, kini mengandalkan bantuan dari luar sebelum meletusnya babak baru pertempuran antara Israel dan Hamas.

"Seruan itu dipusatkan untuk menunjang akses ke kesehatan dan air, serta menangani kebutuhan sebanyak 440.000 orang yang telah kehilangan tempat tinggal akibat pertempuran," kata Juru Bicara PBB, Stephane Dujarri dalam satu taklimat di Markas PBB.

"Situasi bagi warga sipil Jalur Gaza dan kemampuan Lembaga Pekerjaan dan Bantuan PBB (UNRWA) untuk menangani apa yang telah menjadi krisis besar orang yang kehilangan tempat tinggal sudah mencapai titik tertinggi," kata Dujarric.

'Gagalnya' gencatan senjata selama 72 jam, dilaporkan akan menambah beban yang memang sudah berat. Seperti diketahui, Israel kembali melancarkan serangan ke Gaza, Jumat  (1/8/2014) dan menewaskan hampir 100 warga Gaza.  Serangan ini mengakibatkan jumah warga yang mengungsi di 86 tempat penampungan darurat UNRWA, meningkat hingga 10 persen dalam 24 jam terakhir.

Lebih dari 80 persen dari 1,8 juta warga Palestina kini tergantung pada bantuan kemanusiaan.  Sebanyak 440.000 orang di Jalur Gaza kini kehilangan tempat tinggal, hampir 24 persen dari jumlah penduduk wilayah tersebut. Lebih dari 240.000 orang kini ditampung di berbagai sekolah yang dioperasikan oleh UNRWA, sementara yang lain mengungsi ke mana pun mereka bisa --di gedung pemerintah, lahan rumah sakit atau bersama keluarga dan teman.

Hampir empat pekan konflik telah menewaskan lebih dari 1.400 orang Palestina dan melukai 6.000 orang lainnya. Lebih dari 80 persen korban tewas adalah warga sipil, 251 anak-anak.  (Antara/Xinhua)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI