Suara.com - Lebih dari 1.600 orang tewas dalam tindak kekerasan di Irak bulan lalu, sebagian besar dari mereka warga sipil, menurut data pemerintah yang dirilis Jumat (1/7/2014)
Angka yang dikumpulkan oleh kementerian-kementerian kesehatan, dalam negeri dan pertahanan menunjukkan bahwa 1.401 warga sipil, 185 tentara dan 83 polisi tewas pada Juli.
Jumlah ini menandai sedikit penurunan dari tingkat tertinggi tujuh tahun tercatat pada Juni ketika kelompok jihad Negara Islam meluncurkan ofensif yang memicu krisis terburuk Irak dalam beberapa tahun terakhir.
Penghitungan terbaru juga menunjukkan bahwa total 2.104 orang terluka, termasuk 246 tentara dan 153 polisi.
Perwakilan PBB di Irak memberikan angka yang lebih tinggi, mengatakan setidaknya 1.737 orang tewas pada Juli.
"Saya prihatin tentang meningkatnya jumlah korban di Irak, khususnya di antara penduduk sipil. Anak-anak dan perempuan yang paling rentan," kata Utusan Tinggi PBB Nickolay Mladenov.
Rakyat Irak tersebar, bergerak di garis depan Irak dan banyak kelompok berjuang membuat verifikasi independen dari angka-angka korban yang sangat sulit.
Penghitungan sipil pemerintah meliputi jumlah yang tidak diketahui relawan bergabung dengan milisi Syiah yang didukung pemerintah.
Sebaliknya, pihak pasukan Negara Islam, ISIS, tidak mengeluarkan jumlah korban. (Reuters/AFP)