Suara.com - Presiden Susilo Susilo Bambang Yudhoyono meminta Pemerintah Australia bekerjasama dengan Komisi Pemberantasan Korupsi untuk mengungkap dugaan kasus korupsi pencetakan uang yang dilakukan Bank Indonesia (BI) tahun 1999.
Menanggapi hal tersebut, Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto menyatakan KPK sudah siap mengusut kasus tersebut, apalagi Australia mau berbagi data.
"KPK harus siap dan menyiapkan diri bila memang pemerintah Australia memberikan data dan informasi awal soal sinyalemen dugaan korupsi dimaksud kendati tidak berkaitan dengan Presiden SBY maupun (mantan Presiden) Megawati," katanya.
Bambang mengungkapkan, sebelumnya KPK sudah berkomunikasi dengan Australia Federation Police untuk membangun kerjasama di bidang penegakan hukum.
"Khususnya dalam pertukaran data dan informasi dalam kasus-kasus yang menyangkut tindak pidana korupsi," kata dia.
Bambang mengatakan bila informasi tentang adanya korupsi bernilai jutaan dolar dalam proyek pencetakan uang kertas, benar, maka itu sangat menyakitkan.
"Dugaan korupsi jutaan dolar dalam proyek percetakan uang kertas seperti yang sekarang sedang menjadi perhatian publik pascapemberitaan Wikileaks memang sangat menyakitkan hati," kata Bambang.
Informasi Wikileaks juga menyinggung dugaan keterlibatan SBY dan Megawati Soekarnoputri dalam kasus dugaan korupsi pencetakan uang negara di Australia.
Namun, SBY dan Megawati membantahnya.