Suara.com - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengusulkan kepada Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), terutama anggota yang memegang hak veto, untuk menciptakan perdamaian di timur tengah.
"Pandangan dan usulan konkrit saya sebagai pemimpin Indonesia adalah agar dalam hitungan hari, kalau perlu hitungan jam, para penentu perdamaian dan keamanan dunia, yaitu Dewan Keamanan PBB, utamanya para pemegang Hak Veto, dan negara-negara kunci di kawasan Timur Tengah, segera duduk bersama dan benar-benar bisa memaksakan dilakukannya gencatan senjata. Semangatnya adalah "peace making"," kata Presiden lewat surat terbuka yang dimuat di laman Facebook-nya, hari Kamis (31/7/2014).
Setelah gencatan senjata, menurut SBY, yang harus dilakukan selanjutnya adalah menyalurkan bantuan kemanusiaan. SBY juga berharap agar proses politik di antara dua pihak yang bertikai segera diselesaikan. Dalam hal ini, SBY tidak memihak. Ia menginginkan agar baik warga Palestina maupun Israel sama-sama merasakan kedamaian pascakonflik.
"Setelah gencatan senjata dapat diwujudkan, segera diintensifkan bantuan kemanusiaan dan proses politik yang lebih inklusif dan konklusif. Jangan sampai setelah peperangan yang dengan susah payah bisa diakhiri, proses politik itu di lupakan kembali. Jangan mengulangi kesalahan masa lalu. Dengarkan jeritan rakyat Palestina, utamanya yang tinggal di jalur Gaza yang sudah cukup menderita akibat blokade yang diberlakukan selama ini, serta pandangan Fatah dan Hamas yang semoga makin menyatu, realistis dan konstruktif. Dengarkan pula harapan rakyat Israel agar tidak dihantui oleh rasa takut sepanjang masa setelah tetangganya insya Allah menjadi negara yang merdeka dan berdaulat," lanjut SBY.