Suara.com - Partai anggota koalisi Merah Putih tidak terlalu mempersoalkan belum adanya pertemuan antara Joko Widodo dan Prabowo Subianto di momentum hari raya Idul Fitri 2014.
"Ketemu boleh aja, tidak ketemu juga boleh-boleh aja, tidak harus, kan," kata anggota Dewan Pembina Partai Demokrat, Achmad Mubarok, kepada suara.com, Selasa (29/7/2014).
Tapi kalau seandainya kedua tokoh bertemu, kata Mubarok, baik sekali, sebagai momentum untuk silaturahmi sebagai sesama umat beragama.
Menurut Mubarok, Jokowi dan Prabowo belum bertemu karena sekarang masih ada masalah sangat serius, yakni Prabowo-Hatta menggugat hasil Pilpres 2014 yang telah memenangkan Jokowi-Jusuf Kalla.
Prabowo, kata Mubarok, boleh jadi saat ini sedang konsentrasi mengurus gugatan tersebut.
Adapun ramainya pemberitaan tentang belum adanya pertemuan antara kedua tokoh, menurut Mubarok, itu karena media massa yang mempersoalkannya.
KPU menetapkan Jokowi-JK menjadi pasangan presiden dan wakil presiden terpilih pada 22 Juli 2014 malam.
Suara yang diraih Jokowi – JK sebanyak 70.997.833 suara atau 53,15 persen dari suara sah secara nasional. Sedangkan kompetitor mereka, pasangan Prabowo Subianto – Hatta Rajasa hanya meraih 62.576.444 suara atau 46,85 persen dari suara sah nasional.
Namun, kubu Prabowo tidak puas dengan hasil pilpres, bahkan Prabowo menarik diri dari proses rekapitulasi suara yang sedang dilaksanakan KPU. Selanjutnya, kubu Prabowo mengajukan gugatan hasil pilpres ke Mahkamah Konstitusi dengan harapan hasil pemilu dibatalkan.