Suara.com - Presiden dan wakil presiden terpilih, Joko Widodo-Jusuf Kalla, saat ini sedang konsentrasi menyusun kabinet pemerintahan periode 2014-2019.
Ketika ditanya bilamana Jokowi-JK menawari Partai Demokrat masuk kabinet, apakah akan menerima atau menolak? anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Achmad Mubarok mengatakan partainya akan menolak tegas tawaran tersebut kalau motivasinya hanya untuk membangun citra pemerintahan Jokowi - JK.
"Kalau cuma untuk pajangan, lebih baik ditolak. Karena buat apa kalau tidak memiliki manfaat signifikan untuk bangsa," kata Mubarok kepada suara.com, Selasa (29/7/2014) sore.
Bila Partai Demokrat hanya dijadikan sebagai penguat citra, kata Mubarok, lebih baik memilih berada di luar lingkaran kabinet dan mengambil posisi mengkritisi kebijakan pemerintah.
"Partai kami tidak minta jabatan," katanya.
Berbeda ceritanya bila motivasi Jokowi-JK mengajak Partai Demokrat masuk kabinet untuk memperkuat rekonsiliasi nasional. Kata Mubarok, bila hal itu yang menjadi latar belakangnya, maka partainya akan mempertimbangkan.
Ketika ditanya posisi menteri seperti apa yang diminati Partai Demokrat, Mubarok mengatakan posisinya harus memiliki peranan strategis untuk menyejahterakan masyarakat.
"Kalau sekadar ditawari menteri yang posisinya tidak punya peranan strategis, lebih baik tidaklah," katanya.
Partai Demokrat adalah partai yang dua periode berturut-turut sukses menghantarkan Susilo Bambang Yudhoyono menjadi Presiden RI. Tapi, partai ini kalah telak di Pileg 2014 dan tidak bisa mengusung capres-cawapres sendiri. Sekarang, mereka menjadi pendukung Prabowo Subianto-Hatta Rajasa yang ternyata juga kalah di Pilpres 2014.