Pemimpin Iran Sebut Israel "Anjing Rabies"

Ruben Setiawan Suara.Com
Selasa, 29 Juli 2014 | 14:34 WIB
Pemimpin Iran Sebut Israel "Anjing Rabies"
Pemimpin Agung Iran Ayatollah Ali Khamenei. (Reuters/Caren Firouz)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pemimpin Agung Iran Ayatollah Ali Khamenei menyebut Israel sebagai "anjing rabies" atas serangannya ke Gaza. Khamenei mendesak negara-negara Muslim untuk mempersenjatai warga Palestina untuk melawan apa yang ia sebut sebagai genosida.

Pernyataan itu disampaikan Khamenei dalam sebuah khotbah, menandai berakhirnya ibadah puasa Ramadan.

"Anjing rabies ini, serigala rakus ini, telah menyerang orang-orang tak berdosa dan kemanusiaan harus segera beraksi. Ini adalah genosida, sebuah bencana besar dalam sejarah," kata Khamenei.

Khamenei juga mengkritisi Amerika Serikat dan negara-negara Eropa yang dinilainya justru mengurangi kemampuan militer pejuang Palestina di wilayah tersebut.

"Mereka menggempur orang-orang tak berdosa siang dan malam, sementara para lelaki dan perempuan ini membela diri mereka dengan senjata seadanya. Kini Amerika dan Eropa ingin melucuti senjata-senjata tersebut.. agar mahluk-mahluk buas itu bisa menggempur tanpa ragu," lanjut Khamenei.

Khamenei mengutuk rencana pemerintahan Presiden AS Barack Obama yang hendak melucuti senjata pejuang Palestina. AS memang mencegah Hamas untuk mendapatkan senjata seperti rudal dan roket.

Khamenei malah menilai bahwa Palestina harus dibantu dalam hal persenjataan.

"Siapapun, yang memiliki peralatan, terutama mereka dari dunia Islam, mereka harus melakukan yang mereka bisa untuk mempersenjatai bangsa Palestina... rezim Zionis akan menyesali telah memulai (perang) ini, namun tidak ada jalan keluar bagi mereka," kata Khamenei.

Sementara itu, menurut informasi terakhir yang diperoleh, serangan Israel ke Jalur Gaza telah menewaskan 1.087 warga Gaza. Sebagian besar korban adalah warga sipil. Sementara itu di pihak Israel, sudah ada 53 tentara serta 3 warga sipil yang terbunuh. (Reuters)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI