Benito Mussolini, Kebenciannya Pada Yahudi Melebihi Hitler

Ruben Setiawan Suara.Com
Selasa, 29 Juli 2014 | 09:00 WIB
Benito Mussolini, Kebenciannya Pada Yahudi Melebihi Hitler
Figur Adolf Hitler dan Benito Mussolini di perangko Italia. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Hari ini, 131 tahun yang lalu, seorang calon diktator lahir di Predappio, Forli, Italia. Orang itu adalah Benito Mussolini, jurnalis sekaligus politisi Italia yang sukses menapaki karier menjadi Perdana Menteri dan bersekutu dengan pemimpin Nazi Jerman, Adolf Hitler.

Mussolini terlahir dengan nama Benito Juarez. Nama itu diambil sang ayah dari nama seorang tokoh revolusi Meksiko. Pandangan politik Mussolini muda diturunkan dari sang ayahnya yang menganut paham sosialis. Sebelum terjun ke politik, Mussolini bekerja sebagai redaktur surat kabar. Di situlah ia menempa kemampuan propagandanya.

Kemudian, Mussolini bergabung dengan Partai Sosialis Italia (PSI). Namun, karena menentang kebijakan partai yangnetral terhadap Perang Dunia I, dia pun dikeluarkan dari partai. Mussolini lalu membentuk gerakan sendiri yang ia namakan gerakan fasisme dan berhasil menggalang pendukung sampai duduk di kursi Perdana Menteri pada tahun 1922. Julukannya kala itu adalah Il Duce (Sang Pemimpin).

Saat berkuasa, Mussolini memainkan politik kotor. Dengan polisi rahasianya, Mussolini menyingkirkan satu per satu lawan politiknya. Ia pun membentuk Italia menjadi negara totaliter dengan satu partai sebagai penguasa.

Dalam Perang Dunia II, Mussolini berpihak pada Hitler dengan harapan mendapat bagian wilayah Prancis yang diinvasi oleh Jerman. Berbagai propaganda Italia dan Nazi menyebutkan kedua pemimpin kejam itu memiliki hubungan baik. Namun, keduanya memiliki pandangan yang agak berbeda soal paham anti-ras tertentu. Mussolini memang sepaham dengan Hitler bahwa ras kulit putih Eropa adalah arsitek peradaban dan kebudayaan. Mussolini pun seorang anti-semit (anti-yahudi). Bahkan, berdasarkan sebuah buku harian seorang selingkuhannya, kebencian Mussolini pada Yahudi melebihi kebencian Hitler. Namun, Mussolini pernah mencibir Hitler dan Nazi-nya yang mengagung-agungkan ras Arya. Menurut Mussolini, bangsa Arya masih buta huruf saat Romawi-peradaban nenek moyang Italia-sudah memiliki pemimpin besar seperti Julius Caesar, Virgil, dan Augustus.

Sayang, berpihak pada Nazi, Mussolini tampaknya salah langkah, Negara-negara Sekutu tak menerima proposal damai yang diajukan Jerman, termasuk pembagian kekuasaan. Pasukan Sekutu pun menyerbu Italia. Di saat yang sama, Mussolini ditumbangkan dari kursi kekuasaan oleh Dewan Utama Fasisme dan ditangkap oleh Raja Italia Victor Emmanuel III. Mussolini dijebloskan ke penjara namun dibebaskan oleh pasukan khusus Jerman.

Pada tahun 1945, saat jerman dan sekutunya di ambang kekalahan, Mussolini mencoba melarikan diri ke utara. Malang, dirinya ditangkap oleh gerakan rakyat Italia yang menentang rezim fasis dan Jerman. Ia pun dieksekusi mati di dekat Danau Como, Italia. Jenazahnya dibawa ke Milan lalu digantung dengan posisi kepala terbalik di sebuah tempat umum. (alphahistory/nbc news)

Baca juga:
Nelson Mandela, Sang Pejuang Anti-apartheid
Ayatollah Ali Khamenei, Penentang Kanker Zionisme
Aung San Suu Kyi, Si Pejuang HAM 
BJ. Habibie, Pencipta Gatotkaca

REKOMENDASI

TERKINI