Malam Takbiran, Warga Pamekasan dan Jember Malah Perang Petasan

Laban Laisila Suara.Com
Senin, 28 Juli 2014 | 02:00 WIB
Malam Takbiran, Warga Pamekasan dan Jember Malah Perang Petasan
Pedagang petasan dan kembang api. [Antara/Ekho Ardiyanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - "Perang" petasan atau aksi adu nyaring ledakan petasan, serta pesta kembang pagi, mewarnai malam takbiran pada malam Hari Raya Idul Fitri 1435 Hijriah di Pamekasan dan Jember, Jawa Timur, Minggu (27/7/2014).

"Perang" petasan dan pesta kembang api ini hampir dilakukan masyarakat Pamekasan dan Jember, baik di perkotaan maupun di pinggiran kota.

Sejak selesai berbuka puasa warga langsung bermain "perang" petasan dan pesta kembang api, bahkan terkesan seperti saling serang.

"Mumpung malam Lebaran, kapan lagi bisa main perang petasan seperti ini," kata salah seorang warga di Pademawu, Pamekasan, Sulaiman.

Sulaiman merupakan satu dari puluhan warga di desa ini yang mengaku biasa main perang petasan saat malam Lebaran seperti ini.

Dia mengaku dirinya sebenarnya telah mengetahui larangan dari aparat kepolisian, terkait larangan bermain petasan.

"Makanya, kami bermain petasan di tempat khusus di tanah lapang seperti ini, tidak di pinggir jalan," kata warga lain, Mawardi.

Istilah "perang" petasan ini merupakan istilah yang sengaja diciptakan masyarakat di Kecamatan Pademawu, Pamekasan, sebab saat bermain petasan itu, mereka membentuk kelompok yang masing-masing kelompok selanjutnya beradu nyaring.

Selain perang petasan, pesta kembang api juga mewarnai malam takbiran di Pamekasan. Salah satunya seperti yang digelar warga Dusun Pakong, Desa Durbuk, Kecamatan Pademawu, Pamekasan.

Di dusun ini, hampir semua rumah tangga bermain pesta kembang api. Layaknya perang, kembang api yang meledak diudara ini kemudian diarahkan agar bisa meledak di atas atap rumah warga tetangganya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI