Suara.com - Anggota penasihat pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, Akbar Tandjung, mengatakan anggota Koalisi Merah Putih sedang konsolidasi untuk membentuk Pansus Pilpres di DPR RI sebagai tindak lanjut dugaan terjadinya kecurangan dalam Pilpres 2014.
"Partai koalisi (Merah Putih) sepakat untuk terus melakukan konsolidasi, karena salah satu kekuatan partai koalisi memiliki kursi mayoritas di DPR. Salah satu bentuknya itu (Pansus Pilpres)," kata Akbar Tandjung seusai memantau pendaftaran gugatan hasil Pilpres pasangan Prabowo-Hatta di gedung Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Jumat (26/7/2014) malam.
Akbar menyampaikan partai koalisi di dalam sidang-sidang di Komisi II DPR juga akan meminta Komisi Pemilihan Umum untuk menjelaskan dugaan-dugaan penyimpangan yang terjadi selama pilpres.
"Di situ nanti akan banyak pertanyaan yang disampaikan anggota dewan kepada KPU terkait dugaan banyaknya penyimpangan, dan banyak yang tidak sejalan dengan peraturan perundang-undangan yang seharusnya dilaksanakan KPU," kata dia.
KPU telah menetapkan Jokowi-JK menjadi pasangan presiden dan wakil presiden terpilih pada 22 Juli 2014 malam.
Suara yang diraih Jokowi – JK sebanyak 70.997.833 suara atau 53,15 persen dari suara sah secara nasional. Sedangkan kompetitor mereka, pasangan Prabowo Subianto – Hatta Rajasa hanya meraih 62.576.444 suara atau 46,85 persen dari suara sah nasional.
Namun, kubu Prabowo tidak puas dengan hasil pilpres, bahkan Prabowo menarik diri dari proses rekapitulasi suara yang sedang dilaksanakan KPU. Selanjutnya, kubu Prabowo mengajukan gugatan hasil pilpres ke Mahkamah Konstitusi dengan harapan hasil pemilu dibatalkan.