Beberapa saat di perjalanan, tramco berbelok ke arah kawasan sepi padang pasir Muqattam --yang bukan rute kendaraan yang biasa korban lalui.
Gusti dan Rizqana mulai curiga dan bertanya mau ke mana, dan dijawab bahwa kendaraannya mau mengisi bensin. Kedua korban pun memohon agar diturunkan saja, tapi dijawab dengan todongan pisau.
Tanpa pikir panjang, Gusti Rahma Yeni meloncat dari jendela tramco di tengah kendaraan berkecepatan tinggi, tapi Rizqana tetap bertahan di mobil dan diminta paksa agar ia menyerahkan telepon genggam dan tas jinjingnya.
Rizqana pun diturunkan setelah ia menyerahkan HP dan tasnya, namun tangannya terkena sabetan pisau pelaku.
Gusti Rahma Yeni, yang baru naik tingkat IV Fakultas Syariah itu, didapatinya telah terkapar di aspal jalan, hidungnya berdarah.
Menurut Rizqana, Yeni masih bernafas saat ditemuinya, namun nyawanya tidak tertolong saat dalam perjalanan ke Rumah Sakit Zein Houm di Majrul Uyyun, Kairo.
Diduga kuat Gusti Rahma Yeni meninggal akibat kepalanya terbentur aspal jalan.
Sesuai permintaan orang tua almarhumah, jenazah Gusti Rahma Yeni dipulangkan ke tanah kelahirannya di Ranah Minang. Semua biaya pemulangan jenazah Gusti Rahma Yeni ditanggung oleh KBRI Kairo, kata Dubes Nurfaizi.
Kepala Fungsi Protokol dan Konsuler KBRI Kairo Nugroho Yuwono Aribhimo ditugaskan untuk melakukan serah terima jenazah kepada keluarganya di Padang.
Di sisi lain, setelah salat jenazah di Masjid As Salam di Kairo pada akhir pekan lalu, para petinggi Universitas Al Azhar dan para Duta Besar ASEAN di Mesir melakukan takziah di KBRI Kairo.