ISIL Larang Perempuan Irak Berpakaian Ketat

Ruben Setiawan Suara.Com
Jum'at, 25 Juli 2014 | 17:51 WIB
ISIL Larang Perempuan Irak Berpakaian Ketat
Ilustrasi perempuan berkerudung/bercadar. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Negara Islam, yang semula bernama Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIL), memerintahkan semua perempuan di Mosul, kota di Irak yang mereka kuasai, untuk mengenakan kerudung berpenutup wajah. Jika menolak, mereka akan diberikan hukuman berat.

"Ketentuan yang dikenakan soal berpakaian dan berdandan diberikan hanya untuk mengakhiri kebejatan akibat berdandan dan berpakaian berlebihan," sebut Negara Islam dalam sebuah pernyataannya.

"Ini bukan pembatasan kebebasan, tapi untuk mencegah mereka (kaum perempuan) dipermalukan dan mencegah kevulgaran atau menjadi tontonan orang lain," lanjut pernyataan tersebut.

Seorang ulama di Mosul menceritakan bagaimana sejumlah tentara Negara Islam mendatangi masjidnya dan memintanya membacakan peringatan itu dengan menggunakan alat pengeras suara.

"Siapapun yang tidak mematuhi aturan ini dan termotivasi pada keglamoran akan dikenakan sanksi dan hukuman berat, demi melindungi masyarakat dari bahaya dan untuk mempertahankan kepentingan agama serta melindunginya dari kebejatan," bunyi seruan Negara Islam itu.

Selain penutup wajah, mereka juga memerintahkan para perempuan agar mengenakan penutup tangan dan kaki. Mereka juga diminta tidak memakai pakaian ketat, juga parfum.

Sebelumnya, mereka juga melarang perempuan untuk berjalan sendiri tanpa kawalan seorang lelaki. Para pemilik toko juga diminta menutupi manekin pajangannya dengan kerudung lengkap dengan penutup wajahnya.

Para pemberontak yang menguasai Mosul sejak beberapa bulan lalu itu secara sistematis menghapus pengaruh budaya yang dianggap bertentangan dengan ajaran Islam. Pemberontak yang sudah mengumumkan pembentukan kekalifahan di Irak dan Suriah itu berencana memperluas kendali mereka hingga ke ibukota Irak, Baghdad.

Amerika Serikat dan Irak memperkirakan ada sekitar 3.000 tentara Negara Islam di Irak. Jumlah tersebut diramalkan akan bertambah hingga 20.000 personel karena mereka melakukan perekrutan anggota baru. (Reuters)

REKOMENDASI

TERKINI