Suara.com - Cuaca buruk diduga menjadi penyebab jatuhnya pesawat Air Algerie di Mali. Presiden Prancis Francois Hollande mengatakan, pilot Air Algerie sempat menelepon otoritas penerbangan di Niger untuk meminta perubahan jalur penerbangan.
Permintaan itu dilakukan karena hujan deras yang melanda wilayah udara Burkina Faso dan Mali bagian selatan. Pesawat dengan nomor penerbangan 5017 itu hilang dari radar kurang dari satu jam setelah lepas landas.
Namun, ahli meteorology Anthony Sagliani mengatakan, kondisi cuaca memag buruk tetapi tidak membahayakan bagi maskapai penerbangan.
“Secara umum, terjadi hujan deras yang diikuti dengan petir di sepanjang Burkina Faso dan selatan Mali. Ini karena tengah terjadi musim hujan yang biasa terjadi pada akhir Juli. Jadi aktivitas cuaca sebenarnya masih dalam taraf normal,” kata Sagliani.
Pesawat itu hilang kontak 50 menit setelah lepas landas dari Bandara Ouagadougou, ibukota negara Burkina Faso pada pukul 01.17 GMT dan dijadwalkan tiba di Aljir, Aljazair pada pukul 05.10.
Pesawat yang membawa 110 penumpang dan 6 kru itu terakhir terdeteksi radar pada pukul 01.55 GMT saat pesawat itu terbang di atas wilayah Gao, Mali.
Otoritas penerbangan di Burkina Faso mengatakan, telah menyerahkan penerbangan itu kepada menara kontrol di Niamey, Niger, pada pukul 1.38 GMT. (USAToday/Reuters)