Suara.com - Saat ini, ada akun Facebook Jokowi Center dengan judul Kabinet Alternatif Usulan Rakyat. Formulir yang disebarkan lewat media sosial itu menyantumkan 34 daftar menteri yang masing-masing terdiri dari tiga nama pilihan dan satu opsi yang bisa diisi sendiri di luar nama-nama tersebut oleh masyarakat.
Menanggapi penjaringan nama calon menteri dari masyarakat tersebut, pengamat politik Yudi Latif mengatakan metode tersebut diterapkan karena Jokowi ingin mendengar usulan rakyat dengan meminta partisipasi publik dalam memberi pandangan terkait nama-nama menteri yang dianggap layak.
"Ya wajar saja, dia kan mau mendengar usulan dari rakyat. Dia mau menampung suara dari bawah, kan dia pernah bilang kalau demokrasi itu mendengar suara rakyat. Dia mau menjaring aspirasi dari bawah," kata Yudi, Kamis (25/7/2014).
Yudi yakin Jokowi akan tetap mempertimbangkan masukan partai yang selama ini menjadi anggota koalisi pendukungnya, namun keputusan ada di tangan Jokowi.
Menurut Yudi, Jokowi tidak akan sekadar bagi-bagi kursi seperti kabinet sebelumnya.
"Jokowi pasti akan mempertimbangkan partai yang selama ini koalisi tapi dia kan sudah komitmen akan memilih menteri dari profesional," ujar Yudi.
"Profesional itu bisa dari luar partai maupun dari internal partai. Dari internal partai kan ada yang profesional, dia juga pasti pertimbangkan keseimbangan partisipasi dari partai. Namun dia yang akan menentukan, bukan partai yang memilih lalu memberi nama pada Jokowi dan dia tinggal terima," Yudi menambahkan.