Suara.com - Pilpres tahun ini berlangsung sengit. Joko Widodo-Jusuf Kalla didukung PDI Perjuangan, PKB, Nasdem, Hanura, dan PKPI bertarung melawan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa yang dikawal tujuh partai: Gerindra, PPP, PAN, PKS, Golkar, PBB, dan partai berkuasa selama dua periode berturut-turut, Demokrat.
Mereka memperebutkan basis-basis massa penentu, terutama Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, dan DKI Jakarta. Di empat provinsi ini, terjadi pertarungan lapangan yang amat ketat.
Namun, berkat strategi kampanye yang jitu, pasangan nomor urut dua akhirnya sukses menyedot banyak suara dan menggiling habis basis-basis yang diincar Koalisi Merah Putih pendukung pasangan nomor satu, kecuali Jawa Barat yang dimenangi Prabowo-Hatta (14.167.381 suara), sedangkan Jokowi-JK (9.530.315 suara). Di luar negeri, ternyata Jokowi juga unggul.
Hasil rekapitulasi suara nasional yang ditetapkan KPU menyebutkan Jokowi-JK meraih sebanyak 70.997.833 suara atau 53,15 persen dari suara sah secara nasional.
Sedangkan kompetitor mereka, pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa hanya meraih 62.576.444 suara atau 46,85 persen dari suara sah nasional. Selisih suara antara kedua pasangan adalah 8.421.389.
Di tengah aksi Prabowo menarik diri dari rekapitulasi suara karena menganggap terjadi banyak kecurangan di sejumlah tempat, KPU tetap melaksanakan menetapkan hasil perhitungan suara pada Selasa (22/7/2014) malam dan memutuskan Jokowi-JK menjadi pasangan presiden dan wakil presiden terpilih untuk periode 2014 - 2019.
Berikut ini adalah data KPU yang menunjukkan peta kekuatan Jokowi:
Kepulauan Riau
Prabowo-Hatta : 332.908 suara
Jokowi-JK : 491.819 suara
Jambi