Israel: Ini Bukan Waktunya Bicara Gencatan Senjata

Selasa, 22 Juli 2014 | 10:16 WIB
Israel: Ini Bukan Waktunya Bicara Gencatan Senjata
Sekelompok pasukan Israel melepaskan tembakan artileri ke Jalur Gaza, Senin (21/7/2014). [Reuters/Nir Elias]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sembari tetap menggempur Jalur Gaza yang terus menambah jumlah korban warga Palestina, Selasa (22/7/2014), pihak Israel memberi isyarat bahwa agresi militer mereka belum akan dihentikan dalam waktu dekat.

Israel bersikeras menuntaskan target mereka untuk melumpuhkan infrastruktur persenjataan kelompok militan Hamas, termasuk di antaranya gudang-gudang roket dan terowongan-terowongan.

"Ini bukan waktunya untuk berbicara mengenai gencatan senjata," ungkap Gilad Erdan, Menteri Komunikasi Israel yang juga anggota "Kabinet Keamanan Dalam" PM Benjamin Netanyahu, Senin (21/7) waktt setempat.

"Kami harus menuntaskan misi ini, dan misi tidak akan berakhir sampai ancaman dari terowongan-terowongan itu ditiadakan," sambungnya.

Seiring itu, korban pun terus berjatuhan hingga mencapai 537 orang --hampir 100 di antaranya anak-anak-- di mana salah satu yang terakhir adalah seorang leaki yang meninggal dalam serangan udara di Khan Younis. Di pihak lain, Israel melaporkan sudah kehilangan 25 personel dalam operasi daratnya, plus dua warga akibat serangan roket Hamas.

Hamas sendiri telah meminta Israel dan Mesir untuk membuka blokade di wilayah pesisir yang ditinggali 1,8 juta orang, di mana sebagian besar di antaranya adalah pengungsi. Hamas juga menuntut Israel membebaskan ratusan Palestina yang ditahan dalam operasi bulan lalu, menyusul tewasnya tiga remaja Israel yang dituduh sebagai perbuatan Hamas.

"Dunia harus memahami bahwa Gaza telah memutuskan untuk mengakhiri blokade ini dengan darah dan kepahlawanannya sendiri," ungkap wakil pemimpin Hamas, Ismael Haniyeh, dalam sebuah pernyataan di TV, belum lama ini.

"Para pejuang kami ingin membuktikan bahwa Gaza adalah kuburan bagi para penyerbu dan bahwa Gaza tak bisa dihancurkan," sambungnya.

Sementara itu, pagi ini Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS), John Kerry, pun mendarat di Kairo, Mesir, dalam rangka upaya keterlibatan langsung negara adidaya tersebut di tengah persoalan Israel-Palestina. Dipastikan akan berada di Kairo hingga Rabu (23/7) pagi, Kerry disebut belum diketahui jadwal kepulangannya.

Kerry diperkirakan masih akan bertemu beberapa tokoh penting. Salah satunya adalah pejabat pemerintah Qatar, negara yang diketahui punya hubungan dekat dengan Hamas serta menjadi tempat bernaung pemimpinnya, Khaled Meshaal.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI