Suara.com - Dunia internasional mendesak penyelidikan menyeluruh untuk mengungkap penyebab jatuhnya pesawat MH 17 milik Malaysia Airlines yang sedang dalam perjalanan dari Amsterdam ke Kuala Lumpur. Namun, kelompok penyelidik internasional dihalangi kelompok separatis bersenjata yang menguasai lokasi kecelakaan di Grabovo, Ukraina.
Satu unit kendaraan lapis baja milik separatis pro-Rusia menutup akses tim penyelidik dari Organisasi untuk Keamanan dan Kerja sama Eropa (OSCE) yang beranggotakan 30 orang. Para inspektur akhirnya memutuskan mundur, setelah perundingan selama satu jam mengalami kebuntuan.
Mereka akhirnya menarik diri, setelah kelompok separatis pro-Rusia melepaskan tembakan peringatan.
"Kami akan datang kembali besok dan hari berikutnya dan hari berikutnya. Besok akan ada banyak ahli dari Belanda dan Malaysia berkumpul di Kiev dan juga kerabat. Ada banyak yang harus dilakukan segera, " ujar juru bicara OSCE, Michael Bociurkiw.
Di Washington, Presiden AS Barack Obama menyerukan, penyelidikan menyeluruh terkait tragedi MH17. Dia mendesak 'permainan' di Ukraina segera dihentikan.
Secara tersirat, Obama mengkritik Eropa yang tak mendukung sanksi ekonomi yang dipimpin AS melawan Rusia. Dia menegaskan tragedi yang merenggut 298 nyawa orang tak berdosa harus menjadi 'wake-up call' untuk Eropa.
Dia menambahkan terlalu dini untuk menuduh siapa yang bertanggung jawab dan apa motif mereka. Namun dirinya meyakini rudal ditembakkan dari wilayah yang dikuasai separatis Rusia.
Dari London, Inggris juga menuduh separatis pro-Rusia bertanggung jawab atas tragedi ini.
"Meskipun terlalu dini untuk menyimpulkan penyebab tragedi, sejumlah bukti menunjukkan MH17 ditembak jatuh rudal udara di wilayah yang dikendalikan separatis," kata juru bicara resmi pemerintah.
Sementara Duta Besar Rusia untuk PBB, mengatakan Rusia "sepenuhnya menyalahkan Kiev" untuk semua kekerasan di wilayah itu.