Suara.com - Ketua Koordinator Pusat Eksponen Tri Karya Golkar Zainal Bintang mengatakan mayoritas Dewan Perwakilan Daerah Partai Golkar tingkat I sudah setuju untuk dilaksanakan percepatan Musyawarah Nasional Partai Golkar tahun ini.
"Mayoritas DPD I sudah oke," kata Zainal yang juga Wakil Ketua Dewan Pertimbangan DPP Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong kepada suara.com, Jumat (18/7/2014) sore.
Hanya saja, kata Zainal, para Ketua DPD I belum menyatakannya pada saat ini.
"Mereka mau terbuka setelah tanggal 22 Juli atau setelah KPU menetapkan hasil pilpres (Jokowi - Jusuf Kalla sebagai pemenangnya)," kata politisi senior Golkar ini.
Zainal mengatakan Munas Golkar perlu dipercepat dan dilakukan pergantian kepemimpinan.
Menurut Zainal model kepemimpinan Aburizal Bakrie di Partai Golkar seperti konglomerasi.
"Dia tidak sensitif terhadap keterpurukan Golkar, ia hanya mendasarkan pada kepentingan pribadi dan kelompoknya," kata Zainal. "Salah satu buktinya, dia paksakan diri jadi capres, cawapres dan lain sebagainya."
Zainal menilai kepemimpinan Aburizal tidak sensitif terhadap tuntutan, baik dari ormas pendiri Golkar maupun kader lintas generasi.
Menurut Zainal, Aburizal selalu menangkis setiap aspirasi dengan sistem pertahanan yang kaku serta tidak mengedepankan solusi.
"Seperti disampaikan di Kompas, katanya, yang lakukan seruan penyelamatan Golkar adalah orang-orang yang tidak punya kekuatan, orang-orang yang asal mangap (bicara), orang yang tidak punya kuasa," kata Zainal.
Menanggapi penilaian Aburizal, Zainal menekankan bahwa Eksponen Tri Karya Golkar yang ia pimpin semacam the power of powerless.
"Atau kekuatan dari orang dari orang yang tidak berkuasa," kata Zainal sambil terkekeh.
Di Pilpres 2014, Partai Golkar mendukung kubu Prabowo - Hatta Rajasa lewat koalisi Merah Putih yang dipimpin Partai Gerindra. Keputusan Aburizal mendukung Prabowo tidak disetujui oleh semua kader, terutama kader pendukung JK yang maju menjadi cawapres mendampingi Jokowi.