Suara.com - Pascajatuhnya pesawat Malaysia Airlines (MAS) MH17, muncul spekulasi yang menyebutkan bahwa pesawat itu terbang melintasi wilayah udara yang dilanda konflik karena ingin menghemat bahan bakar. Padahal, Eurocontrol, badan yang mengatur lalu lintas di seluruh wilayah udara Eropa sudah menyarankan agar maskapai sipil menghindari wilayah udara yang bersangkutan.
Peringatan itu disampaikan pada hari Senin (14/7/2014). Lewat NOTAM (sebutan untuk catatan resmi kepada para penerbang), mereka "secara tegas menyarankan" agar para penerbang menghindari wilayah udara itu.
Bukan hanya Eurocontrol yang mengeluarkan saran semacam itu. Badan Keamanan Penerbangan Eropa (EASA) pada April lalu, juga sudah menyarankan maskapai penerbangan sipil untuk mencari rute alternatif demi menghindari risiko yang bisa dialami pesawat sipil.
Namun, menurut Dailymail, mengutip Norman Shanks, profesor keamanan penerbangan di Universiutas Coventry, banyak maskapai yang membiarkan pesawatnya menempuh rute tersebut karena dinilai lebih singat, juga murah.
"Tapi Malaysia Airlines, seperti banyak maskapai penerbangan lainnya, masih memakai rute tersebut karena dianggap lebih singkat, yang artinya akan memakan lebih sedikit bahan bakar sehingga mengirit biaya," kata Shanks.
Sebelumnya, maskapai MAS, melalui situs resminya, memang telah mengatakan bahwa wilayah udara yang dilintasi MH17 bukan zona larangan terbang. Pernyataan MAS itu didasarkan pada informasi dari Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA) “telah menyatakan bahwa wilayah udara yang dilintasi pesawat tersebut bukan termasuk zona yang dilarang”.
Pesawat MAS MH17 juga sudah terbang di atas ketinggian 33.000 kaki, mentaati peraturan dari otoritas Ukraina yang melarang pesawat terbang di bawah ketinggian 32.000 kaki. Namun, ternyata rudal darat ke udara masih bisa menjangkau pesawat.
Sebagaimana dilansir oleh Dailymail, kini, para penyidik kecelakaan pesawat tengah memeriksa rencana penerbangan ynag dipakai oleh pilot MH17. Mereka ingin memastikan apakah keputusan untuk terbang di atas zona perang itu merupakan upaya penghematan.
Pesawat MAS MH17 jatuh di Ukraina bagian timur pada hari Kamis (17/7/2014). Pesawat Boeing 777 yang berangkat dari Amsterdam, Belanda menuju Kuala Lumpur, Malaysia tersebut mengangkut 283 penumpang dan 15 kru. Sebanyak 12 di antara penumpang merupakan warga negara Indonesia (WNI). (Dailymail)