Suara.com - Fenomena "bully" kembali memakan korban. Kali ini, seorang pelajar remaja menjadi korban tewas setelah bunuh diri karena stres dan malu. Orang tua sang ABG pun tak mau terima dan melancarkan tuntutan ganti rugi.
Peristiwa ini tepatnya terjadi di San Diego, menjelang akhir tahun lalu. Adalah pelajar usia 14 tahun bernama Matthew Burdette, yang harus tewas bunuh diri pada akhir November lalu. Penyebabnya adalah bully, termasuk ejekan dan pelecehan terhadapnya, dari teman-teman di sekolah dan lingkungan sekitarnya lantaran beredar sebuah video di mana ia disebut tengah bermasturbasi.
Belakangan, sebagaimana dikutip Gawker dari Los Angeles Times, Timothy dan Barbara Burdette selaku orang tua si anak pun tak menerima. Mereka lantas mengajukan tuntutan (klaim) dengan ganti rugi lebih dari US$1 juta kepada pihak San Diego Unified School District (SDUSD) yang menaungi proses pendidikan anak mereka.
Menurut orang tuanya, pegawai maupun staf guru di sekolah itu diyakini tahu soal video yang beredar dan tindakan bully terhadap Matthew, namun tidak mengambil langkah pencegahan maupun jalan keluar. Pihak SDUSD sendiri belakangan disebut telah menolak klaim tersebut, yang berarti orang tua sang anak punya waktu 6 bulan untuk menempuh jalur hukum.
Matthew diketahui tewas bunuh diri pada akhir November lalu saat bersama keluarganya menjalani liburan Thanksgiving di sebuah kabin. Disebutkan, sang anak meninggalkan sebuah catatan terkait kematiannya, yang intinya menyatakan dia "tak tahan lagi dengan sekolahnya" dan bahwa dia "sudah tak punya teman".
Berdasarkan dokumen klaim orang tua Mathew pula, seperti dilaporkan CBS, awalnya pada 15 November lalu, sang pelajar yang dikenal aktif di tim gulat dan polo air sekolahnya, diusir keluar kelas oleh salah satu gurunya gara-gara sibuk makan kuaci (biji bunga matahari). Tanpa tujuan, Matthew lalu menyusuri gang sekolah, hingga akhirnya sampai di kamar kecil laki-laki.
Saat itu, konon salah seorang temannya mengikuti Matthew dan mengintip melalui sela-sela bilik kamar kecil tersebut, lantas merekam kegiatannya saat itu yang diduga tengah bermasturbasi. Sang teman lalu mengunggah video itu ke berbagai jejaring sosial di internet, termasuk Snapchat dan Vine, yang tak lama segera membuat heboh para siswa, bahkan juga pelajar sekolah lain di distrik itu.
"Anak-anak menyaksikan video itu, lalu mulai mengganggu Mathew tanpa ampun --mereka mengganggunya, melecehkannya. Mereka membuat hidupnya menderita selama periode dua pekan itu," ungkap Laura Burdette Mechak, salah satu tante Matthew, dalam wawancara dengan KGTV.
Keluarga Burdette disebut baru mengetahui semua latar belakang kejadian setelah kematian sang anak. Mereka pun akhirnya mengetahui dan melihat video dimaksud dari salah seorang siswa sekolah anaknya. Berdasarkan laporan LA Times, saat ini sebuah proses hearing tengah digelar untuk memastikan apakah siswa yang merekam video bisa dikenai pasal sesuai Undang-Undang Anti-Bullying di California. [Gawker]