Suara.com - Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Achmad Mubarok memberikan sinyal partainya bisa masuk ke koalisi partai pendukung Joko Widodo - Jusuf Kalla bila tanggal 22 Juli 2014 dinyatakan memenangkan pemilu presiden.
"Kalau Demokrat, sih tidak bermasalah (gabung). Tapi, kami tidak akan minta-minta (jabatan). Demokrat di luar pemerintahan juga tidak apa-apa," kata Mubarok kepada suara.com, Rabu (16/7/2014). "Namanya gelombang, pastinya ada yang ikut atau kebawa."
Partai Demokrat merupakan anggota koalisi Merah Putih pendukung Prabowo Subianto-Hatta Rajasa yang telah melakukan deklarasi koalisi permanen di Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat, beberapa hari yang lalu.
Diminta menanggapi tentang berbagai analisa yang menyebutkan koalisi permanen akan bubar di tengah jalan, Mubarok mengatakan bahwa manuver politik semacam itu sudah biasa terjadi.
"Biasa itu, geser-geser," katanya. "Nanti kita lihat, belum pernah ada koalisi kompak," katanya.
Menurut Mubarok, pada umumnya partai di Indonesia ideologinya kepentingan, pragmatis, dan oportunis.
"Oleh karena itu tidak pernah ada koalisi permanen. Koalisi kompak dan permanen itu belum pernah ada (di Indonesia)," katanya.
Mubarok mengajak semua pihak untuk menunggu pengumuman hasil rekapitulasi suara Pilpres tanggal 22 nanti.
"Keadaan yang sebenarnya akan terlihat setelah itu," katanya.
Koalisi permanen di DPR yang beranggotakan partai pendukung Prabowo-Hatta terdiri dari Partai Gerindra, PPP, PKS, PAN, Golkar, dan Demokrat.