Suara.com - Rob Allyn, orang Amerika Serikat yang disebut berada di balik kampanye calon presiden Prabowo Subianto akhirnya buka suara. Dalam New Mandala, situs yang dikelola oleh Australian National University, ia melayangkan serangan terhadap hasil hitung cepat yang dilakukan oleh lembaga-lembaga survei di Tanah Air.
Dalam artikel bertajuk "Every vote must be counted, every voice must be heard" yang diunggah pada 16 Juli, Allyn menulis bahwa lembaga-lembaga survei yang memenangkan pasangan Joko Widodo dan Jusuf Kalla sebenarnya memihak pada pasangan itu sejak awal.
Tudingan Allyn ini senada dengan tuduhan Prabowo dalam berbagai kesempatan yang mengatakan bahwa sebagian besar lembaga survei di Tanah Air adalah partisan dan memihak Jokowi-JK.
"Para lembaga survei yang melakukan jajak pendapat...demikian juga pemimpin asosiasi lembaga survei di Indonesia adalah bagian dari tim kampanye Jokowi," tuding Allyn.
Ia juga menuding hitung cepat yang dilakukan oleh lembaga survei di Indonesia tidak akurat karena hanya mengambil sampel "kurang dari setengah persen jumlah tempat pemungutan suara" di Nusantara.
Dalam tulisannya Allyn juga mengimbau komunitas internasional untuk tidak buru-buru mempercayai hasil hitung cepat oleh lembaga-lembaga survei di Indonesia dan menunggu pengumuman resmi Komisi Pemilihan Umum pada 22 Juli mendatang.
Adapun nama Rob Allyn sering disebut sebagai biang kampanye fitnah berbau suku, agama, dan ras di Tanah Air.
Ia dicurigai mengotaki kampanye fitnah di Indonesia dalam kampanye pemilihan presiden 2014, berdasarkan rekam jejaknya dalam menggelar kampanye di Amerika Serikat dan Meksiko yang banyak menggunakan isu ras dan agama untuk menyerang lawan-lawan politik dari orang yang membayarnya.