Tiga Ribu Warga Karangaan Kutai Pilih Golput

Laban Laisila Suara.Com
Selasa, 15 Juli 2014 | 11:23 WIB
Tiga Ribu Warga Karangaan Kutai Pilih Golput
Surat suara pemilu presiden 9 Juli 2014. [suara.com/Adrian Mahakam]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Angka Golput Pemilihan Presiden dan wakil presiden 9 Juli 2014 di kecamatan Karangan Kabupaten Kutai Timur Kalimantan Timur dilaporkan cukup tinggi yakni 3.357 dari jumlah total DPT sebanyak 7.461 jiwa.

Ketua PPK Kecamatan Karangan, Ahmad Mujahid, dihubungi, Selasa (15/7/2014), mengatakan pilpres 9 Juli di Kecamatan Karangan, DPT berjumlah 7.461 dengan 20 Tempat Pengumutan Suara (TPS) yang tersebar di 7 desa Se-Kecamatan Karangan.

"Angka partisipasi warga Karangan untuk Pilpres cukup rendah. Golput sangat tinggi yakni 3.357 dari jumlah DPT sebanyak 7.461 atau hanya sekitar 50 persen pemilih" kata Ahmad.

Dari hasil rekapitulasi dalam Rapat Pleno tersebut, Capres-Cawapres nomor urut 2 Jokowi-Jusuf Kalla menjadi peraih suara terbanyak yakni 3.023 suara.

Sedangkan Capres-Cawapres Prabowo Subianto- Hatta Radjasa hanya memperoleh 1.048 suara.

Sedangkan suara sah berjumlah 4.071 dan suara tidak sah berjumlah 33 serta golput 3.357 suara.

Sementara Camat Kecamatan Karangan, Muhammad Tahir mengatakan pelaksanaan Pilpres di kecamatan Karangan cukup aman dan berlangsung lancar disemua desa dan TPS.

"Kami mengapresiasi seluruh masyarakat telah mensukseskan pilpres dengan aman dan lancar," sambung Ahmad lagi.

Begitu juga dengan para aparat Polisi dan TNI serta berbagai pihak telah melaksanakan tugasnya dengan sangat baik,sehingga pelaksanaan pilpres di Karangan berjalan sangat aman dna lancar.

Dihubungi melalui Ponsel pribadinya, Muhammad Tahir mengatakan, soal tingginya angka golput dan rendahnya angka partisipasi warga dalam memilih, itu karena banyak yang bekerja sebagai karyawan perusahaan.

"Kami sudah berupaya mensosialisasikan pilpres, namun barangkali karena mayoritas warga bekerja sebagai petani dan karyawan perusahaan sawit, mungkin waktunya sempit," katanya. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI