Suara.com - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyatakan sumpah tidak bakal melibatkan negara lain atau pihak asing untuk membantu jika ada sengketa dalam Pilpres 2014.
Seperti dikutip dari laman resmi pemerintah setkab.go.id, Selasa (15/7/2014), SBY menegaskan semua yang berkaitan dengan sengketa bisa diselesaikan sendiri oleh masyarakat Indonesia.
“Saya bersumpah dan mengajak warga Indonesia, kalau ada kemelut mari kita selesaikan sendiri, tidak perlu ada pihak lain untuk jadi wasit atau juru damai," tegas SBY di depan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) di Kediaman Ketua DPD Irman Gusman, Jakarta.
Dia sekaligus mengajak semua pihak baik dua kubu pasangan kandidat capres cawapres termasuk KPU dan Mahkamah Konstitusi bisa menyelesaikan sengketa pemilu dengan arif dan bijaksana.
"Saya sungguh berharap KPU, pasangan capres nomer 1 Pak Prabowo - Pak Hatta dan capres nomer urut 2 Pak Jokowi dan Pak JK, itu betul-betul dengan penuh tanggung jawab kepada bangsa dan negara bisa menyikapi dengan tepat dan arif," kata SBY lagi.
Presiden juga meminta masyarakat untuk turut mengawasi proses penghitungan suara di KPU, 22 Juli nanti.
"Kita tidak ingin ada kemunduran dalam proses kematangan demokrasi. Saya harap empat pihak tadi betul-betul dengan penuh tanggung jawab dan kecintaan dengan bangsa negara, bisa menyikapi segala sesuatunya dengan benar, arif, dan tepat," pesan SBY.
Sekali lagi dia menyarankan agar kubu yang tak puas bisa mengajukan gugatan lewat MK, ketimbang melakukan pengerahan massa yang melanggar hukum.
"Yang tidak puas, sampaikan melalui mekanisme yang diatur oleh undang-undang, pada Mahkamah Konstitusi (MK). Itulah proses damai, etis, dan konstitusional dalam menyikapi perbedaan suara," seru SBY lagi.