Suara.com - Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) akan melakukan penyelidikan terkait dugaan kecurangan proses pencoblosan dan penghitungan suara via drop box saat Pilres di Malaysia, selama ada loporan kecurangan.
Hingga kini menurut Anggota Bawaslu Nelson Simanjuntak yang dihubungi suara.com, Senin (14/7/2014), mengatakan belum ada satupun laporan yang berkaitan dengan proses Pilpres melalui dua fasilitas tadi kepada Bawaslu.
“Belum di Pilpres, belum medapat laporannya. Akan kiat cek dulu, kami pasti melakukan ikut menyelidiki apakah ada kecurangan,” tegas Nelson.
Nelson yang ikut memantau pelaksaan pemungutan suara di TPS Kuala Lumpur mengungkapkan, tidak menemukan adanya kecurangan khusus di TPS Malaysia.
Dia masih menunggu laporan dari Migrant Care yang mencurigai ada upaya penggelembuangan suara dan mobilisasi suara yang dikirimkan lewat drop box ke pusat kegiatan warga Indonesia di beberapa negara bagian Malaysia.
Nelson juga belum bisa memastikan apakah dugaan kecurangan itu terjadi pada penyelengara pemilu.
“Apakah pada penghitungan atau di PPLN, atau pada saat pengiriman dan pencoblosan,” katanya lagi.
Seperti dilaporkan kemarin, Minggu (13/7/2014), Anggota tim Jokowi-JK, Eva Kusuma Sundari, mencurigai perubahan penghitungan suara di sejumlah negara seperti di Malaysia, Hongkong dan Arab Saudi, dimana pasangan Jokowi-JK unggul telak.
Perubahan penghitungan suara terjadi setelah Komisi Pemilihan Umum (KPU) memasukkan hasil penghitungan suara dari pos dan drop box.
“Kejanggalan mencolok terjadi di Malaysia. Beda dengan peraturan di Singapura yang mengharuskan KBRI mempunyai semua alamat BMI (buruh migran). Maka di Malaysia manajemen BMI sepenuhnya di tangan agen,” tulis Eva.