Suara.com - "Jambret, jambret," kata Silfi (19) di depan Family Mart, Bulungan, Jakarta Selatan, Jumat (11/7/2014) sekitar jam 23.15 WIB.
Anak-anak muda yang nongkrong di dalam area Family Mart tak langsung menyadari ada kasus penjambretan sehingga mereka terlambat mengambil tindakan.
Penjambret ponsel Samsung Galaxy itu langsung tancap gas. Asap tebal dari knalpot terlihat mengepul di depan Family Mart karena pelaku menarik gas sekencang-kencangnya menuju ke arah Mayestik.
Pada saat bersamaan, anggota Dit Sabhara Polda Metro Jaya, Brigadir Satu Ebit Kartono, dan rekannya, Vino Lazuardy, tiba di depan Family Mart. Tadinya, kedua lelaki ini berniat untuk makan. Begitu menyadari ada penjambretan, Ebit langsung memutuskan untuk memutar sepeda motornya, lalu mengejar pelaku. Vino pun mengikutinya dengan motor yang berbeda.
Ebit mengendarai sepeda motor Ninja ZX 600 CC nomor polisi B 3862 SFT warna hitam. Sedangkan Vino menunggangi Ninja 250 CC nomor polisi B 3000 BIT warna putih. Mereka memacu motornya untuk mengejar pelaku yang mengendarai Ninja 250 CC tanpa plat nomor.
Menurut cerita Ebit ketika ditemui suara.com di Polsek Kebayoran Baru, situasi di jalanan saat berlangsung kejar-kejaran dengan penjambret, sangat menegangkan. Penjambret yang belakangan diketahui bernama Ipu menggeber motor sekencang-kencangnya.
Ebit dan Vino berganti-gantian memepet motor pelaku. Tapi pelaku tidak mau menyerah. Pelaku menerobos lampu lalu lintas. Kemudian sempat memutar, bahkan lawan arus sampai dua kali.
"Saya dan teman saya seperti estafet mengejar pelaku. Kita hampir ditabrak mobil Honda City," kata Ebit.
Ebit yang memang punya hobi menggeber motor di Sirkuit Sentul itu pun berhasil menempel motor pelaku. Ia minta pelaku menyerah, daripada celaka. Alih-alih menepi, pelaku malah nekat menarik gas.
Giliran Vino menempel motor pelaku. Lagi-lagi, pelaku menarik gas. Kemudian Ebit menempel lagi dan mengancam akan menendang motor pelaku bila tak mau menepi.
"Waktu itu ada perasaan takut juga. Saya ingat istri di rumah. Tetapi, saya juga berpikir harus dapat," katanya.
Mungkin karena sudah putus asa, pelaku pun memberikan ponsel Samsung Galaxy ke Ebit. Ebit menerima pakai tangan kiri sambil minta pelaku berhenti, tapi ternyata tetap tak dipedulikan.
Lantaran tangan kirinya memegang ponsel, Ebit jadi kesulitan memainkan persenelen motor sehingga ia ketinggalan.
Untungnya Vino memutuskan untuk tetap mengejar. "Saya hampir mau menabrak motor pelaku, tapi saya ingat ini motor pinjaman (motor Ebit)," katanya.
Begitu ada kesempatan, Vino langsung menarik jaket pelaku dengan tangan kanan. Pelaku pun tersungkur, begitu juga dengan Vino.
Ada kejadian menarik saat itu. Ebit pun menghentikan motornya dan berusaha menangkap pelaku yang saat hendak berlari meninggalkan sepeda motor.
"Waktu itu saya sudah siap-siap senjata kalau seandainya ia pakai senjata," katanya.
"Waktu saya tangkap, ia sempat mengaku anggota security. Tapi tak peduli, saya tangkap dia," kata Ebit seraya menambahkan sempat melayangkan bogem mentah ke muka pelaku.
Tapi, pelaku masih saja berusaha kabur. "Kamu lari, mati," kata Ebit.
Lokasi jatuhnya pelaku tak jauh dari Kantor Polsek Kebayoran Baru. Beberapa anggota polisi datang dan kemudian menggelandang pelaku ke kantor polisi.
Tak lama kemudian, Silfi tiba di kantor polisi setelah dijemput oleh Ebit. Mereka pun langsung dimintai keterangan, begitu juga dengan pelaku.
Penangkapan yang dilakukan Ebit dengan bantuan Vino dipuji-puji oleh para anggota Polsek Kebayoran Baru. Menurut mereka, tindakan tersebut patut menjadi teladan.
Siapa Briptu Ebit?
Siapa sesungguhnya Ebit, anggota polisi pemberani itu. Dia adalah ajudan Kasubdit Kasum Polda Metro Jaya. Di luar tugas, ia ikut berkomunitas. Ia bergabung di komunitas N 250, yaitu perkumpulan penggemar motor Ninja 250 CC.
"Saya berkomunitas untuk cari relasi, cari persaudaraan," kata lelaki berusia 27 tahun itu.
Mantan anak Pesantren Al Zaitun, Indramayu, Jawa Barat ini, mengaku sejak dulu memang hobi main motor. Bersama rekan-rekannya, terkadang di luar jam dinas, ia menyalurkan adrenalin di Sirkuit Sentul.
Ebit yang masuk polisi tahun 2007 itu mengaku sudah sekitar delapan kali menangkap jambret dan copet. Tapi pengalaman yang paling menegangkan adalah kasus yang baru saja ditanganinya. Ia mengibaratkan proses pengejaran jambret tadi seperti adegan film.
"Sumpah, saya sempat kepikiran istri di rumah," katanya.
Sedangkan Vino adalah marketing. Ia mengaku biasa-biasa saja setelah berhasil membantu menangkap penjahat.
Ia mengaku sudah dua kali ini terlibat pengejaran penjambret. Tapi, pada pengejaran yang pertama, 2012, tidak berhasil menangkap pelakunya.