Suara.com - Koalisi Merah Putih akhirnya mengakui kemenangan pasangan Capres dan Cawapres nomor 2 Joko Widodo-Jusuf Kalla hampir di seluruh kecamatan di Kota Surabaya pada Pilpres yang digelar 9 Juli lalu.
Ketua DPC Partai Gerindra Kota Surabaya Sutadi, Jumat (11/7/2014), mengakui kubu Jokowi berhasil menguasai perolehan suara. Hal ini tidak lepas dari Surabaya sebagai basis PDI Perjuangan. Apalagi, kata dia, wali kota dan wakilnya berasal dari partai berlambang banteng itu.
"Jujur kami akui Pak Jokowi unggul di Surabaya, hampir di seluruh 31 kecamatan. Berdasarkan form C-1, memang lebih unggul pasangan nomer dua," ujar Sutadi.
Lebih lanjut Sutadi menjelaskan bahwa keberadaan serta peran wali kota dan wakil walikota sangat signifikan dalam mendongkrak suara Jokowi.
"Kontribusi bu Risma cukup besar untuk mendulang suara ke Jokowi di Surabaya," tuturnya.
Berdasarkan data yang berhasil dihimpun untuk perolehan suara di Surabaya, pasangan Prabowo-Hatta memperoleh suara sekitar 459 ribu. Sedangkan pasangan Jokowi-JK memperoleh sekitar 817 ribu suara.
Dari 31 kecamatan, hanya di Kecamatan Semampir saja, pasangan Capres dan Cawapres Prabowo-Hatta berhasil mencuri kemenangan dari Jokowi-JK. Di kecamatan Semampir perolehan suara Prabowo dan Jokowi memiliki selisih sekitar 1.000 suara.
Sedangkan di beberapa kecamatan Jokowi berhasil menang mutlak dan dengan selisih suara yang besar. Seperti di kecamatan Sawahan, Jokowi menang dengan selisih suara sekitar 42 ribu. Jokowi berhasil memperoleh sekitar 71 ribu.
Demikian juga halnya di kecamatan Gubeng, selisihnya mencapai 22 ribu suara, dimana Jokowi meraup sekitar 47 ribu dukungan. Di Kecamatan Tambaksari selisihnya mencapai sekitar 18 ribu dan di Kecamatan Krembangan serta Dukuh Pakis sama-sama selisihnya sekitar 15 ribu.
Sekretaris DPD PKS Surabaya Ahmad Zakaria memilih untuk tidak mempublikasikannya. Pihaknya mempersilahkan untuk menunggu hasil rekap resmi dari KPU Surabaya.