Suara.com - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengecam serangan Israel ke Gaza, Palestina. Selain itu presiden SBY juga menjadikannya sebagai salah satu agenda dalam rapat kabinet paripurna yang digelar di Kantor Presiden, Jakarta, Jumat (11/7/2014).
Presiden dalam pengantarnya mengatakan, terus berupaya aktif untuk menghentikan aksi kekerasan tersebut dalam ranah diplomasi baik di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Organisasi Kerja sama Islam (OKI) dan Gerakan Non-Blok.
"Indonesia di samping mengecam aksi militer Israel yang berlebihan juga aktif menjalankan diplomasi baik di tingkat PBB, OKI maupun Gerakan Non-Blok," kata Presiden.
Presiden menyatakan, empat hal dasar posisi Indonesia dalam berdiplomasi memberikan solusi penghentian aksi-aksi kekerasan.
Pertama, aksi militer Israel harus dihentikan. Kedua, mengadakan gencatan senjata dengan pengawasan oleh PBB. Ketiga, mencegah aksi saling balas antar-kedua pihak. Keempat, segera diadakan bantuan kemanusiaan untuk korban-korban di Palestina terutama untuk perempuan dan anak-anak.
Untuk itu, Presiden Yudhoyono dalam kesempatan itu meminta Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa untuk memberikan informasi rinci terkait hal tersebut.
Dalam rapat kabinet paripurna tersebut, juga diagendakan pembahasan situasi terkini pasca-Pemilihan Presiden 2014 yang telah berlangsung secara damai, namun masih menyisakan persoalan saling klaim kemenangan antara pasangan capres-cawapres Prabowo Subianto - Hatta Rajasa dan Joko Widodo (Jokowi) - Jusuf Kalla (JK) terkait hasil hitung cepat. (Antara)