Ketika Pekerja Seks Menjadi Pengusaha di Silicon Valley

Doddy Rosadi Suara.Com
Jum'at, 11 Juli 2014 | 08:38 WIB
Ketika Pekerja Seks Menjadi Pengusaha di Silicon Valley
Ilustrasi. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Selama bertahun-tahun, pekerja seks telah menjadi pengusaha di Silicon Valley yang hampir tidak pernah dibicarakan oleh banyak orang. Namun, dengan uang yang terus mengalir dari industri teknologi, perdagangan seks terus meningkat. Silicon Valley adalah markas dari perusahaan teknologi terbesar di dunia, Google.

“Saya melihat adanya peningkatan dari klien yang berasal dari Bay Area,” kata Siouxsie Q (28 tahun), seorang pekerja seks.

Silicon Valley dikenal sebagai mesin pencari dan juga telepon pintar daripada seks. Namun, industri seks semakin menjamur ketika industri teknologi semakin booming.

“Setiap kali ada anak muda datang ke West untuk mencari keberuntungan, industri pekerja seks pasti akan langsung merespon,” ujar Q.

Industri seks di Silicon Valley mulai terungkap ketika seorang pejabat eksekutif Google tewas bunuh diri di sebuah kapal mewah di Santa Cruz, California. Di samping jenazahnya terdapat heroin.

Forrest Hayes (51 tahun) – eksekutif Google tersebut – ditemukan tewas pada November lalu. Pembunuh Forrest adalah Alix Tichelman, seorang pekerja seks dengan tarif 1.000 dolar Amerika atau sekitar Rp11,6 juta. Polisi mengatakan, Tichilmen mempunyai hubungan seksual dengan Forrest.

Pertemuan mereka berawal dari laman SeekingArrangement.com yang memasangkan pekerja seks dengan klien dan bisa membantu terhindar dari jerat hukum. Laman itu juga memungkinkan klien memesan pekerja seks secara online. (USAToday)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI