Gadis 13 Tahun Diperkosa dan Dibunuh di Atas Kereta Api

Ruben Setiawan Suara.Com
Rabu, 09 Juli 2014 | 19:51 WIB
Gadis 13 Tahun Diperkosa dan Dibunuh di Atas Kereta Api
Ilustrasi kekerasan pada anak. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Seorang gadis berusia 13 tahun diperkosa dan dibunuh di atas sebuah kereta api di Thailand. Setelah diperkosa, jenazah gadis malang itu dilempar keluar jendela kereta.

Peristiwa tragis itu terjadi di atas sebuah kereta yang berangkat dari Kota Surat Thai menuju Bangkok. Gadis bernama Kaem itu naik kereta bersama dua kakak perempuan dan pacar dari seorang kakaknya.

Saat malam tiba dan semua terlelap, seorang lelaki yang adalah karyawan kereta api, diam-diam membawa si gadis ke gerbong lain dan memperkosanya. Usai melakukan perbuatan bejatnya, lelaki bernama Wanchai Saengkhao itu mencekik Kaem hingga tewas. Untuk menghilangkan jejak, dia melempar mayat Kaem keluar jendela.

Saat terbangun, kedua kakaknya kebingungan mencari Kaem. Pihak berwajib yang menggeledah kereta pun tidak menemukan Kaem. Baru tiga hari kemudian, jenazah Kaem ditemukan di antara semak belukar di tepian rel.

Setelah melakukan penyelidikan, polisi menangkap Wanchai. Polisi mengetahui identitas Wanchai dari seorang penjual toko di Bangkok. Wanchai menjual ponsel Kaem kepada penjual tersebut. Kepada polisi, pemuda 22 tahun itu mengaku sedang mabuk berat saat melakukan perbuatan keji tersebut.

Wanchai dijerat dengan pasal pembunuhan, pemerkosaan anak di bawah umur, dan pencurian. Namun, para aktivis perlindungan anak dan perempuan meminta hukuman yang lebih berat terhadap pemerkosa anak. Saat ini, hukuman bagi pemerkosa anak hanya 4 hingga 20 tahun dan denda sebesar Rp13 juta.

Para netizen Thailand pun ikut meluapkan amarah mereka. Pascakejadian itu, laman Facebook Wanchai banjir makian dari para netizen. Netizen juga membuat petisi di change.org agar pemerintah menjatuhkan hukuman lebih berat kepada pemerkosa seperti Wanchai. Hingga kini, petisi tersebut sudah ditandatangani 25.000 orang.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI